Point-point yang saya jelaskan di bawah berdasarkan pengalaman saya sebagai penyelenggara lomba menulis. Semoga bermanfaat :)

1. Eyd yang rapi (harap diperhatikan) Tak perlu menghafal kamus bahasa. Banyakin belajar dan baca buku sudah cakep kok.

2. Tanda baca yang tepat. Kapan harus memberikan tanda titik(.), tanda koma(,), tanda seru(!), tanda tanya(?), dll. Jangan sampai yang baca jadi ikut nahan nafas karena kalimat yang panjang-panjang atau kebanyakan tanda koma.

3. Kapan harus memulai paragraf baru. Terkadang ada penulis yang dari awal menulis hingga halaman terakhir menyatu dalam satu paragraf. Tanpa dipisah menjadi beberapa paragraf. Pusing bacanya. Bisa-bisa naskahmu langsung masuk ke folder 'tidak lolos'. 

4. Format ketentuan naskah wajib diikuti dengan baik. Jika spasi yang diminta menggunakan 1,5 maka jangan dibuat menjadi spasi 2. 

5. Diksi yang menarik (ini juga penting). Tapi jangan terlalu kepenuhan diksi, hingga tak jelas apa yang ingin kamu sampaikan dari isi tulisanmu tersebut.

6. Self editing. Hal yang wajib dilakukan oleh seorang penulis adalah mengedit kembali tulisannya. Menjadi editor untuk tulisan sendiri itu sangat penting sebelum kamu mengirim naskah ke penerbit atau lomba kepenulisan. Jangan sampai setelah dikirim, baru mau dibaca ulang dan ternyata menemukan beberapa atau banyak kesalahan penulisan maupun letak tanda baca pada tulisanmu. Intinya jangan terburu-buru. Sekarepe dewe, yang penting sudah nulis dan kirim naskah. Salah! Penulis yang mau berkembang adalah penulis yang peduli pada tulisannya. Jangan berpikir '... yang penting udah kirim. Menang kalah urusan belakang." Kalau kamu berpikir demikian, jangan berkecil hati saat naskahmu tak kunjung lolos dalam sebuah kompetisi menulis.

Okey teman-teman?! Jangan malas buat ngedit tulisan sendiri. Keep writing ya :))

**********************

Yup, sementara ini dulu. :)

4 Komentar

  1. mbak, bagaimana ya? saya kok masih kesulitan untuk diksinya.

    BalasHapus
  2. Hehehe, karena itu kita diharuskan untuk banyak membaca. Membaca dapat menambah kosa kata yang kita miliki. Kita juga bisa belajar dari diksi-diksi yang kerap digunakan oleh para penulis yang lain. Belajar bukan berarti menyontoh habis-habisan ya. Setidaknya sebagai referensi tersendiri untuk kita dalam menulis. Insha Allah kapan waktu saya kumpulin sumber yang lebih detail penjelasannya :) Keep writing ya ^^

    BalasHapus
  3. Mbak Yus. saya tunggu, ya?

    Terima kasih, Mbak.

    BalasHapus

Assalamu'alaikum. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan di Blog saya. Semoga bisa memberikan manfaat. Jangan lupa tinggalkan jejak baik di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya. Ditunggu kunjungan selanjutnya :)