Tuhan, terima kasih untuk kehidupan yang jauh lebih baik yang telah Engkau berikan padaku. Disaat aku melangkahkan kaki ini untuk terus berjalan dan tetap di jalanMu. Aku tidak butuh pengakuan dari manusia lain. Yang aku inginkan Engkau menerima sujud penghambaanku setelah hidup dan mati juga seluruh yang ada padaku aku serahkan hanya kepadaMu. Dzat pemilik segala yang ada di bumi maupun di langit.

Tuhan, terima kasih untuk kebahagiaan setelah begitu banyak airmata yang telah tumpah. Mengiringi setapak demi setapak jalan yang penuh ujian untuk mengenal betapa agungnya Engkau dengan segala rencanaMu. Untuk mengetahui cara dan bagaimana agar aku bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Untuk belajar mengeja makna dan hikmah dari semua garis takdir yang tersurat untukku.

Tuhan, Engkau sungguh begitu agung dengan segala skenarioMu. Mengajariku arti kesalahan untuk melangkah ke jalan yang benar dan menjadi manusia yang lebih baik lagi. Menegurku yang tengah khilaf dan membimbingku dengan penuh cinta untuk mengerti ada kemudahan setelah kesulitan.

Tuhan, Engkau menuntunku untuk memaknai arti kata sabar dan keikhlasan dalam menapaki kehidupan yang jika aku mampu melaluinya ada satu anak tangga yang aku naiki untuk menuju cintaMu yang hakiki. Semua ini begitu indah. Sangat indah.

Tuhan, aku tidak akan pernah menyesal dengan naskah skenario yang Engkau berikan padaku. Karena saat ini aku telah mengetahui. Dari semua skenario yang telah aku lalui dengan kesalahan, Engkau menginginkan aku untuk menjadi sosok yang hebat dan mampu beranjak dari jurang keterpurukan untuk naik ke pentas atas. Di mana nikmat dari skenarioMu terbaca dengan hati yang dipenuhi dengan rasa bahagia. Saat semua makhlukMu menyaksikan aku yang dulu kotor penuh nista beranjak untuk menujuMu dan telah Kau sambut cintaku.

Terima kasih, Tuhan. Untuk segala skenario cintaMu.*

Penulis : Putri An-Nissa Nailathul Izzah ( 03 November 2012, Magelang )
Penutup untuk buku antologiku. Alhamdulillah...

0 Komentar