I am sorry.. 

Hai diriku yang saat ini telah bertumbuh dewasa. Hai 'anak kecil' dalam diriku yang kutahu engkau terluka, dan selama ini aku tak benar-benar berusaha mengenalmu dengan baik. Mendengarkanmu. Memahamimu. Bahkan membuatmu mampu merelakan segala luka dengan kerelaan yang ridha pada qadha dan qadar-Nya. Bahwa apapun yang terjadi pada kita, kehidupan yang dijalani kemarin, hari ini, esok, dan seterusnya.. semua tak lepas dari ketetapan Allah yang sudah tertulis di lauhul mahfuzd. 

Aku minta maaf jika selama ini hanya menjadi pecundang yang mati-matian berusaha tampil baik, terlihat normal, hanya untuk diterima oleh semua orang.

Aku minta maaf karena tak berusaha jujur pada diri sendiri, jujur pada 'anak kecil' dalam diriku yang menuntut untuk diberi kesempatan. Kesempatan berbicara padaku yang bahkan masih menangis terluka sebab mati-matian caraku untuk bisa diterima, aku masih saja menangkap tepisan tangan maupun sikap penolakan dari orang lain yang enggan memahamiku.

Aku minta maaf, bahwa mungkin aku terlalu takut mengakui pada dunia bahwa di balik sosokku yang tampak tegar.. aku masih begitu rapuh di kedalaman sana. Di sebuah bilik yang tak seorang pun tahu, mampu melihat bahkan dapat mendengarnya.

Aku minta maaf pada diriku yang telah bertumbuh dewasa, juga pada anak kecil dalam diriku yang terluka. Maafkan aku yang masih menyimpan, memendam, dan menahan berbagai emosi negatif yang justru semakin membuatku terpuruk dan lemah di waktu bersamaan. Aku minta maaf untuk semua yang mungkin mendatangkan kesakitan-kesakitan, dan aku masih tak berbuat apa-apa sekadar beranjak pergi dari itu semua.

Aku minta maaf, jika sekuat tenaga berkata aku telah menyembuhkan dan memaafkan.. tetapi nyatanya masih terluka lagi dan lagi. Aku minta maaf untuk apapun yang terjadi di luar kendaliku. Untuk hal-hal yang terjadi dan tak bisa kuperbaiki sepenuhnya. 

Akan tetapi aku akan berusaha untuk menjadi lebih baik.

Aku akan berusaha untuk benar-benar menyembuhkannya..

Aku akan berusaha untuk sungguh-sungguh melepaskannya..

Aku akan menjadi lebih baik lagi, semakin tegar, semakin kuat, semakin sabar.

Please, forgive me.. 

Aku tahu selama bertahun-tahun bahkan setelah menjadi ibu dari kedua anak yang kucintai melebihi diriku sendiri, aku berusaha menyangkal kehadiranmu di dalam diriku. Aku dewasa tahu bahwa sesuatu yang salah terdapat padaku. Tetapi di dunia yang luas ini, aku masih merasa sendiri, aku berjuang sendiri. Aku mungkin tak benar-benar menyangkal keberadaanmu, jika aku tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku lebih awal.

Maka, 'aku kecil' di dalam diriku yang terluka. Tolong, maafkan aku. Kali ini, mari benar-benar berjuang untuk sembuh dan bertumbuh. Kita telah dewasa, masa telah berubah. Hal-hal yang dulu begitu sangat menyakitkan sudah kita tinggalkan sejauh mungkin di belakang sana.

Hari ini, kita mungkin masih terluka. Kita mungkin masih menangis. Kita juga masih didera masalah dan beruntai ujian kehidupan. Itu karena kita manusia biasa. Sebatas hamba yang melakoni kehendak takdir-Nya di dunia.

Kita tak pernah bisa merubah apa yang terjadi di belakang sana. Bahkan sekalipun kita sangat ingin kembali ke belakang sana, menghapus sebagian kejadian sampai pada ingatan yang begitu menyakitkan.

Hai anak kecil yang terluka di dalam diriku, aku menulis ini di sini sembari meneteskan air mata. Aku mengasihani diri sendiri? Mungkin. Tetapi aku juga sedang menegarkan diri kita.

Tak ada yang salah dengan menangis, bukan? Karena setelah ini kita akan merasa jauh lebih lega.

Hai anak kecil dalam diriku yang terluka, kita hebat, kita berharga, kita luar biasa. Kita diterima, kita dicintai, hanya saja.. terkadang kita menutup diri sebab takut lagi-lagi terluka. Kita memandang dunia begitu menghimpit sebab berkali-kali dihianati oleh orang yang paling dipercaya.

Aku tahu kau terluka, aku tahu kau meringkuk di dalam sana sedang selama ini aku sibuk menjadi orang dewasa berhidup normal agar bisa diterima. Detik ini, aku mengakui keberadaanmu di dalam sana. Jangan takut lagi ya, jangan sedih lagi, aku yang dewasa akan menjagamu. Tak akan ada lagi yang membentakmu dengan kata-kata kasar. Tak ada lagi yang akan menghantammu dengan pukulan-pukulan di tubuh hingga biru lebam menyakitkan. Tak akan lagi ada yang menyalahkanmu untuk hal-hal yang di luar kesalahanmu. Berbagai penolakan, penyiksaan, pukulan-pukulan, makian dan cacian, semua sudah kita tinggalkan di belakang sana.

Bahkan orang-orang yang menyebabkan diri kita terluka juga telah berubah.

Hai aku kecil, ada aku di sini. Aku akan menjagamu. Aku akan melindungimu. Aku akan membelamu dari sisi jahat dunia yang kadang tak memiliki hati nurani.

Maafkan aku, mari kita berdamai.. hari ini dan seterusnya. Kita akan baik-baik saja.

I love you.. 

Hai anak kecil di dalam diriku, hai aku dewasa, aku ingin berkata bahwa aku mencintaimu.. 

Aku mencintai apapun yang ada pada diri ini. Tubuhku. Napas yang kuhembus. Kekuranganku. Kelebihanku. Keberanianku. Ketakutanku. Perasaan apapun yang datang pergi begitu saja mengikatku di perasaan rendah diri. Aku akan tetap mencintai itu. Menerimanya apa adanya. Menerimanya dengan perasaan lebih tenang dan damai.

Aku ingin mencintai diriku. Aku hebat. Aku luar biasa. Aku kuat. Aku istimewa. Aku berharga. Aku adalah satu dari maha karya Tuhan, maka aku akan menjadi versi terbaik dari diriku sendiri.

Hai diriku, aku mencintaimu.. yang selama ini tak pernah memutuskan untuk lari dari masalah. Tetap tegar, tetap kuat, terus belajar dan berproses menjadi lebih baik dalam semua keterbatasan hingga kendala yang ada. Hai 'aku kecil'.. aku mencintaimu, diriku. 

Thankyou.. 

Terima kasih ya, terima kasih sudah bertahan hingga detik ini. Sudah nyaris 27 tahun kita melangkah bersama. Aku tahu kau melewati banyak hal sejak detik pertama aku dapat menghirup oksigen di dunia ini. Hai aku kecil, hai diriku yang telah bertumbuh dewasa.. terima kasih sudah kuat, hebat, dan tegar. Terima kasih untuk berhasil melalui kesulitan-kesulitan di luar apa yang orang-orang ketahui.

Terima kasih untuk diam dan menyimpan sisi terkelam orang-orang yang telah melukaimu, bahkan sekalipun jika kamu memiliki kesempatan untuk menyuarakannya pada dunia.

Terima kasih untuk memilih tidak membalas perlakuan orang-orang yang telah membekaskan rasa perih luar biasa di hatimu. Kamu memilih diam, kamu memilih melibatkan Tuhan di dalamnya, kamu pula yang memantapkan langkah kita untuk beranjak pergi meninggalkan tanah kelahiran sepuluh tahun yang lalu. 

Hai aku kecil, kau sudah melewati berbagai hal menyakitkan dan menangis terlalu banyak. Terima kasih ya, untuk menjadi kuat.. untuk menjadi hebat.. bahkan ketika semua mata menatap sinis padamu, ketika semua telinga tuli dan enggan mendengarkan suaramu. Kamu tetap bertahan, dan berjuang sendirian.

Hai aku kecil yang detik ini membuatku menangis menyesal sekaligus dipenuhi harapan dan perasaan lega, terima kasih ya. Aku mungkin menyesal karena berusaha menolak hadirmu secara mati-matian setelah kita melangkahkan kaki keluar dari tempat yang dulu kita sebut sebagai neraka. Aku menyesal karena telah menepis hadirmu demi menjadi remaja yang terburu-buru dewasa karena tuntutan kehidupannya.

Tetapi aku juga bahagia dan lega, karena kita sudah selangkah demi selangkah menuju titik sembuh untuk bertumbuh.

Kita tak perlu sesempurna ekspektasi orang lain yang mereka taruh kepada kita, cukuplah dengan menjadi diri sendiri, semakin menjadi pribadi yang lebih baik, sehat lahir batin, semakin bersyukur, dan Allah senantiasa menjadi landasan sekaligus orientasi dari langkah-langkah kita.

Hai anak kecil di dalam diriku, aku sedang memelukmu di dalam hati dan pikiranku. Merangkulmu sepenuh hati. Menerima keberadaanmu tanpa pernah lagi menepismu. Terima kasih sudah menjadikanku sekuat ini, tanpamu aku takkan sampai di titik ini. Terima kasih sudah membersamaiku tumbuh dan memetik satu persatu hikmah maupun ibrahnya kehidupan.

Dear diriku tersayang, terima kasih yang sebanyak-banyaknya.

Detik ini, besok, lusa, dan seterusnya.. kita akan berbahagia, kita akan semakin bijaksana, luar biasa, dan menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Apa yang ada di belakang sana, cukuplah menjadi pembelajaran berharga.

Izinkan aku mengutip untaian kalimat manis ini. Semoga semakin menguatkanku, begitu pula kamu 💗

I wanna fill again, this hole of pain without regrets, with hopes and prayers
I wanna forgive and forget
I will not blame anything or anyone
All these imperfections, disappointments
Life has beautifully written with paints, inks, scratches and flowers
I want to keep writting mine
I wanna laugh again freely with or without these braces on

I want to believe again, in myself, in tomorrow, and hopes

I want to find again, one that is lost
I want to build again, one that is broken
I will build it again, higher, and higher, over and over again
I will not keep the burden weighs me down
These fears are illusion
Forgiveness is a dew

I want to live again

and I will breathe again

and dear self, you will read this over and over again, don't you worry about that, as you read it you'll be healed over and over again..

To the power above all, forgive me, forgive everybody, forgive us,
To the power above all, you are the magic, the love, and the life. [Healing by Sketches of Mind] 

#SesiHo'Oponopono

#SelfHealing

___________________________________

Magelang, 18 Juni 2021

copyright: www.bianglalahijrah.com

0 Komentar