Tertunda Bukan Berarti Terlambat
Seseorang pernah berkata padaku, ada kalanya kita perlu mundur beberapa langkah untuk maju seribu langkah. Ada saat kita perlu menarik diri untuk kemudian mendongkrak kemampuan diri jauh lebih baik dari sebelumnya.
Assalamu'alaikum April :) Alhamdulillah Maret telah berlalu dengan satu persatu lits target beserta amanah yang terselesaikan dengan baik, insyaa Allah. Aku percaya ketika kita memudahkan orang lain, maka Allah juga akan mempermudah urusan kita. Kendati kemarin hari terakhir pengiriman naskah, alhamdulillah masih bisa disambi oleh agenda paguyuban PKK setempat. Baru sepulang itu, aku kembali membaca ulang naskah sebelum dikirim ke email penerbit.
Alhamdulillah alladzi bini'matihi tatimmus shalihat, dua bulan untuk bergumul dengan ikhtiar bumi dan langit. Hasil akhir tentu saja mutlak ketetapan Allah, maka setelah ini ada doa yang terus melangit menuju arsy-Nya. Hanya saja tak boleh merasa langsung puas secepat ini. Sebab sudah keharusan setiap muslim untuk menyegerakan diri dalam pekerjaan atau perkara lain yang tak kalah lebih baik, setelah satu urusan terselesaikan.
Di tengah-tengah menulis, Emma benar-benar menemani dan menjadi teman berbagi walau terpisah jarak jauh. Komunikasi pun hanya berjalan lewat telepon seluler. Berbagai hambatan, kendala, sampai ke ide yang ingin dikembangkan kusampaikan pada Emma. Berkali-kali Emma bilang bahwa tak semua yang kujelaskan dapat dicerna oleh otaknya. Tetapi melihat Emma begitu antusias bertanya, mendoakan, bahkan Emma sampai meminta doa pada banyak orang di sana agar anak perempuannya ini bisa sukses, aku menjadi semakin optimis dan bersemangat.
Emma bilang beliau juga membaca surah khusus di dalam Al-Qur'an untuk mendoakan kesuksesan anaknya. Aamiin yaa Rabb yaa mujiibassailin. Aku percaya, doa Emma adalah kunci sukses untuk anaknya. Selain itu, keridhoan beserta doa dari suami juga turut mengiringi langkah. Suami sendiri siap mendengar permintaan saran yang berulang-ulang kusampaikan demi memantapkan diri bahwa naskah-naskah yang ditulis tak hanya bagus, layak, tetapi nantinya dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Emma dan suami benar-benar menjadi teman berbagi, mereka sungguh layaknya kolam inspirasi yang tak pernah kering memberikan ide-ide segar. Diskusi bersama mereka bahkan dapat menumbuhkan cabang-cabang ide yang meletup-letup, meminta untuk segera dituliskan pula.
Semakin ke sini, orientasi menulis tentu tak sekedar menghasilkan karya semata. Tak sekedar agar orang lain memanggilku 'Mbak Penulis atau Mbak Novelis', tetapi juga kebermanfaatan diri yang tersalurkan lewat karya yang ditulis.
Terhitung dari penghujung Januari, lalu ke Februari, hingga ke Maret. Segala ikhtiar beserta doa telah terkerahkan, maksimal yang dimampu. Semoga April hingga seterusnya Allah memberikan jawaban terbaik sesuai harapan untuk nasib naskah-naskah ini. Membayar kegagalan atau ketertinggalan sebelumnya. Barangkali sebab itu, buku terakhirku terbit di tahun 2015 lalu. Tak hanya menarik diri sementara, tetapi kesibukan sebagai ibu sekaligus istri, kesibukan kuliah, amanah di dunia nyata, semua cukup menyedot perhatianku selama tahun-tahun yang terlewati tanpa karya terbaru.
Mentoknya aku hanya memproduktifkan diri untuk menulis di caption Instagram beserta laman blog. Beberapa naskah yang kutulis selama rentang waktu rehat itu, pada akhirnya tak berlanjut. Barangkali karena kesibukan di dunia nyata membuat momentum dalam menulis seperti menguap begitu saja.
Sungguh, bukan karena diri yang hebat. Tetapi Allah yang memampukan, Allah yang memberi kemudahan demi kemudahan, jika saat ini aku bisa kembali menyelesaikan beberapa naskah dalam waktu yang terbilang singkat. Faa' inna ma'al 'usri yusra, bersama kesulitan ada kemudahan. Bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Maka benar lah Allah dengan segala firman-Nya. Allah tak pernah ingkar janji, siapa yang meminta kepada-Nya maka akan Allah kabulkan. Memang tak semua doa terijabah dalam waktu singkat, tetapi di waktu paling tepat menurut-Nya pasti akan terkabul dengan cara terbaik menurut Allah.
Akhir-akhir ini semua menjadi masuk akal, mengapa draft naskah yang coba kutulis di tahun-tahun sebelumnya seperti buntu dan sulit menemukan ending yang tepat. Sebab barangkali Allah ingin aku menyelesaikan beberapa hal yang pada akhirnya menuntun mataku untuk melihat lebih jelas, mana yang Allah ingin agar aku dapat menuliskannya dengan baik. Agar apa yang ditulis tak sekedar menjadi bacaan. Tetapi begitu banyak bukti kebesaran Allah di dalam-Nya yang menjadi butir hikmah maupun ibrah.
Hampir delapan tahun berjuang dengan jalan menulis ini. Kuyakin bahwa 2019 berbagai kebaikan, keberkahan, dan pencapaian lebih akan Allah antar kembali ke pangkuan. Sesuai doa-doa yang melangit selama ini. Aamiin yaa mujibu, aamiin Allahumma aamiin, insyaa Allah.
Bismillah, April dengan berjuta kabar bahagia dan pencapaian baik!! Pun amanah lain telah menanti untuk tertunaikan segera. Allah kan mudahkan semua. Yakini itu :)
__________
Magelang, 1 April 2019
Copyright : @bianglalahijrah
[Image source : Google Pinterest]
Allah sesuai persangkaan hamba, maka banyak-banyaklah berprasangka baik. Man Jadda Wajada!
4 Komentar
Jadi ikutan semangat nih buat terus menulis.
BalasHapusKeep writing, Mbak :) terima kasih sudah berkunjung dan tinggalkan jejak
Hapusamn, semoga selalu semangat
BalasHapusAamiin, terima kasih :)
HapusAssalamu'alaikum. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan di Blog saya. Semoga bisa memberikan manfaat. Jangan lupa tinggalkan jejak baik di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya. Ditunggu kunjungan selanjutnya :)