Bismillah, jejak pertama di bulan Agustus. Bulan kelahiran, bulan anniversary pernikahan. Bulan yang sama untuk menanti dua kabar bahagia dari penerbit mayor berbeda. Yang satunya sudah proses terbit. Yang satunya lagi masih menunggu kejelasan nasib. Sembari menunggu kabar-kabar bahagia itu, rongrongan untuk segera menyelesaikan skripsi menjadi PR besar dalam waktu dekat ini. Jika tak ada kendala, September dan Oktober mendatang akan menjadi momentum ketika harapan yang beberapa tahun lalu kutulis kemudian menjadi resolusi yang terijabah. Wisuda sudah di depan mata.

Tetapi yang jadi masalah, justru diri sendiri. Fokus terpecah belah. Tak hanya tentang akademik yang menuntut untuk segera diselesaikan dengan baik. Tetapi juga waktu menulis yang kadang-kadang sengaja diulur-ulur sekehendak diri. Jadi lah, aku menikmati fase lamban ini dengan fokus pada diet sehat yang tengah dilakoni. Sejauh ini, aku berhasil menurunkan berat badan hingga 14 kilogram dalam waktu tiga bulan. Hanya dengan memperbaiki pola makan, jam tidur, dan sejak awal bulan ini aku juga memasukkan agenda olahraga menjadi rutinitas rutin.

Olahraga pada akhirnya menjadi semacam pelarian ketika ada beban pikiran maupun perasaan yang tak tersampaikan lewat lisan maupun tulisan. Awal-awal aku memulainya dengan kembali mengikuti kelas aerobic yang dulu pernah diikuti. Tak puas, aku juga menjadikan olahraga lari sebagai aktivitas menyenangkan di sore hari. Dan terakhir, yang hingga hari ini terus kutekuni dengan motivasi yang lebih hidup rasanya, yakni fitness.

Di sela-sela waktu luang aku mematut diri dengan membaca. Setiap kali ke toko buku, rak yang disasar juga buku-buku bertema healthy life. Membaca tak hanya sebagai ruang asyik tersendiri tetapi juga jendela yang memberimu pemahaman baru tanpa harus duduk di podium-podium yang menyampaikan materi sama dengan apa yang tengah dipelajari lewat buku bacaan. Bagaimanapun membaca selalu menjadi teman duduk paling candu.

Aku sendiri tengah jatuh cinta dengan buku-buku yang ditulis langsung oleh pakarnya, dr. Hiromi Shinya. Karena semakin memantapkan pola hidup sehat yang tiga bulan ini, berjalan empat bulan sepertinya, kujalani dengan sepenuh hati.

Banyak hal positif yang kemudian diperoleh. Tak hanya berefek pada kesehatan yang semakin membaik. Kondisi mood dan emosional yang tadinya naik turun juga terkendali. Seperti yang dijelaskan oleh Prof. Hiromi, barangkali selama ini aku kekurangan enzyme karena terlalu sibuk mengenyangkan perut dengan mengikuti selera lidah. Tak berpikir soal gizi dan manfaat apa yang bisa diperoleh dari makanan yang dimakan. Alhasil, pencernaan yang bermasalah berimbas pada kerja sel tubuh lainnya.

Semakin banyak belajar, semakin sadar kalau selama ini benar-benar dzolim ke diri sendiri. Semoga seterusnya bisa istiqomah dengan pola hidup sehat. Langsing itu hanya bonus. Sehat lah yang utama. Aku juga bersyukur karena feed Instagram bisa menginspirasi banyak teman-teman di luar sana untuk mulai menerapkan hal serupa. Bahkan aku membuat grup khusus di WhatsApp dan saat ini hampir beranggotakan seratus orang. Teman-teman baru yang berasal dari berbagai daerah dengan motivasi yang sama; hidup sehat.

Alhasil, tak heran jika instagramku saat ini tak hanya berisi foto-foto hunting hasil ngetrip. Tetapi lebih ke tips hidup sehat dan proses diet sehat yang kulakoni sampai detik ini.

Intinya sih, aku fokus ke program misi sehat ini dulu. Ada rencana untuk menulis draft buku baru dalam waktu dekat, tapi untuk sementara biar lah jadi wacana. Sampai semua betul-betul sekondusif apa yang kuinginkan, terlebih perjuangan untuk lekas wisuda menjadi beban tersendiri. Bagaimana tak menjadi beban ketika beberapa pertimbangan juga memberatkan keinginan untuk lekas merampungkan study. Tak mau berlama-lama dengan dilema ini tentunya. Fokus diet dan wisuda segera, sembari menunggu buku terbaruku terbit, semoga semuanya Allah mudahkan. Lalu kemudian bisa lekas menulis draft kembali termasuk di blog bianglala hijrah, yang akhir-akhir ini sepi postingan.

Maafkan, mungkin keberadaanku lebih sering menyemak di Instagram. Atau sekedar menulis curcolan ringan di status WhatsApp. Setelah menimbang, akan ada waktunya nanti, satu-satu yang selama ini baru sekedar planning.. benar-benar menetas dan menjadi kabar baik untuk semua orang. Meski satu persatu pula, teman-teman yang telah berjalan lebih dulu sembari mengantongi apa yang mereka raih.. it's okay. Tak apa. Semua orang, setiap keberhasilan, memiliki waktunya masing-masing.

Jadi tak perlu ngoyo, tak perlu memaksakan diri untuk sama seperti orang lain. Toh soal prioritas, setiap kita memiliki prioritas berbeda. Target berbeda. Fokus saja dengan apa yang tengah dijalani saat ini. Fokus pada pencapaian masing-masing. Tiba masanya, kita akan berada di panggung sendiri dengan pencapaian yang membanggakan sekaligus membahagiakan. Insyaa Allah.

BTW, menulis sepanjang ini. Karena sejak beberapa hari yang lalu, pikiranku nyaris sesak. Membagi beberapa cerita di sini tentu saja memberi sedikit ruang di dalam diri untuk lebih bernafas lega. ALL IS WELL, lama sekali tak mengucap ini bahkan menuliskannya. Baiklah, pada intinya.. aku harap-harap cemas seorang diri tetapi tak ada lagi yang perlu dirisaukan lebih jauh. Hanya perlu berproses lebih, pelan-pelan, sembari menautkan doa ke seantero penjuru langit menuju Arsy-Nya. Yakin saja, tak ada upaya yang sia-sia. Tak ada doa-doa yang mengapung belaka di petala langit. Di waktu yang tepat menurut-Nya, doa itu akan terijabah. Aamiin, biidznillah.

Alhamdulillah, semoga dari cerita ini masih ada hal positif yang bisa kamu ambil :)
Terima kasih sudah singgah dan membacanya..

_______________________________

Magelang, 23 Agustus 2019
@bianglalahijrah_
Follow My IG? :)

2 Komentar

  1. Semangat skripsinya kak!!
    Tinggal sedikiiiit lagi.. ingat kata pak dosen, skripsi yg baik itu adalah skripsi yg selesai... yang penting mulai dulu, jalani dulu, InsyaAllah selesai...
    Mungkin jalan kita kadang cepat, kadang lambat, terseok, terseret-seret, kadang juga jatuh dari tanjakan dan terguling turun lagi ke titik awal. Ada kalanya boleh berhenti, menarik nafas atau sekedar duduk melepas lelah sambil main lego sama krucil- krucil, ambrukkanlah saat sudah hampir jadi dan ikutlah tertawa lepas. Bahkan lego yang jatuh pun bisa dibangun kembali.. Cari mood booster mu sendiri..
    Setelah itu, bangkitlah dan kembali melangkah..
    Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan kita dan memekarkan pahala di setiap tepak langkah yang kita ambil. Aamiin... 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Unncchhh, big hug my love 😘😘 gue seterharu ini baca beginian. Berasa dapat energi besar buat ngerjain skripsi sekali duduk, meski mungkin nggak mungkin. Doakan, semoga nggak ada yang nyerah sebelum berperang. Bendera kemenangan sudah di depan mataaaaa 😂💪💪 Bismillah

      Hapus

Assalamu'alaikum. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan di Blog saya. Semoga bisa memberikan manfaat. Jangan lupa tinggalkan jejak baik di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya. Ditunggu kunjungan selanjutnya :)