Bismillah... Selamat malam sahabat blogger se-Nusantara. Selamat tahun baru bagi ummat Islam, 1 Muharram 1436 Hijriah. Semoga di tahun baru kali ini, kita bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya. Yang shalehah semakin shalehah, yang baru akan berproses semoga dimudahkan oleh-Nya. Aamiin.

Ngomong-ngomong soal kembali, rasanya bahagia setelah memutuskan untuk aktif lagi di event-event yang hampir setahun tak kujamah. Cek email, November 2013 lalu adalah waktu terakhir aku mengirim tulisan untuk diikut sertakan pada lomba menulis. Hampir setahunan kan? Iya, tahun ini aku justru menyibukkan diri untuk mengadakan event kepenulisan. Satu buku dari event "Rumah Surga Bersama Mertua" sudah terbit dengan judul "Aku dan Mertua". Untuk event "Menggapai Impian Setinggi Langit" naskah hingga saat ini belum terjamah dan proses editing tertunda sebab file tertinggal di laptopku yang sampai sekarang masih rusak. Ketiga, event "Curhat Akhwat Jilbaber" masih dalam tahap penyeleksian. 30 pemenang pertama sudah kuposting di blog. Aku masih mencari 116 naskah lagi untuk buku CAJ jilid selanjutnya. Penyeleksian pun kukerjakan secara bertahap karena laptop tak selalu ada di depan mata, pun kondisi yang tak mengizinkan untuk selalu stenbey di depan laptop. Bismillah, hanya berusaha untuk konsisten meski terlambat dari waktu yang dijanjikan. Setidaknya konsisten bahwa naskah yang lolos akan tetap diproses hingga terbit menjadi sebuah buku. Semoga dimudahkan. Aamiin.

Alhamdulillah, kontraksi yang menyiksa agaknya telah benar-benar berkurang hari ini. Tak ada lagi aktivitas yang terganggu, pun aku bisa kembali menulis. Hemm, sebenarnya saat kontraksi kemarin aku tetap memaksakan diri untuk menulis, karena deadline sayembara menulis yang diadakan oleh salah satu penerbit mayor hanya tinggal hitungan hari. Tiga jam untuk menyelesaikan tulisan dan dua hari kugunakan untuk mengedit, hingga yakin tak ada lagi kesalahan pada penulisan dan tanda baca. Apa yang disampaikan oleh Pak Edi Achiles CEO Penerbit Diva Press benar-benar membekas di otakku. Beliau bilang.. penulis yang baik ialah penulis yang dapat menjadi self editing bagi karyanya sendiri, sebelum dikirim ke penerbit atau penyelenggara lomba. Kemarin naskah telah berhasil kukirim via email ke alamat penerbit tersebut. Sekarang hanya berdoa setelah ikhtiar yang kulakukan, semoga Allah mudahkan jalan dan kabulkan doa. Berharap setelah buku "Ibuku Berbeda" yang terbit via mayor di lini Penerbit Diva Press yaitu de_Teens.. karya-karyaku selanjutnya bisa lebih banyak lagi yang lolos dan terbit di penerbit mayor. Aamiin. Ingat dulu sewaktu tahu naskahku lolos di Diva Press, sampai-sampai aku hampir menangis haru karena syukur. Bagiku ini sebuah kemajuan untuk karyaku. Tak mudah untuk bisa menembus mayor, satu tahun setengah ikutan lomba, impian untuk dapat menembus mayor sekelas Diva Press terwujud pada Oktober 2013 lalu. Mungkin itu alasan berlebihanku hingga harus bahagia dalam ekspresi berbeda. Wkwkwkwk, entahlah. Aku bersyukur, hingga detik ini masih diberi kesempatan untuk terus menulis dan menghasilkan karya. 

Sederhana saja. Aku menulis untuk mengabadikan setiap hikmah berharga yang diberikan Allah kepadaku. Aku tak ingin hikmah atau pun ibrah ini hanya kunikmati sendiri. Menulis adalah caraku berbagi. Aku menulis agar hidupku senantiasa berjejak, hingga nanti saat ragaku tak lagi berpijak di atas bumi-Nya. Aku menulis untuk memberi manfaat kepada orang lain melalui tulisan. Aku ingin seseorang mengambil sesuatu yang berharga untuk dirinya dari apa yang kutulis. Entah itu motivasi yang semoga dapat menginspirasi tiap orang yang membaca karyaku, untuk bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi. Aku menulis karena menulis adalah bukti hidupku. :)

Alhamdulillah, hampir tiga tahun menggeluti dunia kepenulisan dan penerbitan.. setidaknya aku sudah menelurkan satu buah buku solo dan antologi yang belum berhasil melewati angka 30. Sebenarnya mudah saja untuk menambah jumlah antologi. Ikut saja semua event yang beredar di dunia maya. Baik indie atau pun mayor. Tapi entah mengapa, aku tak puas. Sedang aku sendiri pun masih mencari jalan untuk bisa berkembang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya. Dan aku memulainya dengan mengadakan berbagai lomba menulis selama aku tak lagi ikut di event-event kepenulisan yang diadakan oleh koordinator lain. Manfaatnya, aku belajar menyeleksi naskah-naskah yang masuk. Dapat membedakan mana naskah yang benar-benar layak untuk lolos dan terbit, juga mana naskah yang belum bisa kuloloskan karena beberapa kekurangan yang terdapat pada naskah itu sendiri. Aku juga belajar untuk menjadi editor bagi naskah-naskah yang telah kuloloskan, sebelum kukirim ke meja redaksi/penerbit yang bersedia menerbitkan naskah kami. Aku belajar banyak lewat event-event yang kuadakan, meski proses untuk menambah jumlah buku sendiri akan memakan waktu lama. Tak secepat saat aku ikut di event lain, yang hanya menunggu hasil pengumuman akan lolos atau tidaknya naskahku, dan kapan buku yang memuat karyaku terbit. Aku hanya menerima hasil bersih, setelah upayaku menulis untuk event tersebut. Bisa dikatakan aku memang tertinggal beberapa langkah dari rekan-rekan penulis yang kukenal. Yang hingga detik ini masih konsisten menulis secara terus menerus. Bahkan beberapa dari mereka, bukan beberapa karena memang sudah banyak, jumlah antologi mereka bukan lagi belasan atau puluhan.. melainkan sudah dalam jumlah ratusan. Amazing! Mereka memang penulis yang tak ada matinya. 

Bagaimanapun itu, setiap kita punya proses dan jalan masing-masing yang sudah tentu berbeda dalam meraih keberhasilan dalam suatu impian. Mungkin gerakku agak lambat, tapi aku menemukan kepuasan dari proses yang aku ciptakan sendiri. Dan sekarang... aku ingin kembali. Aku ingin kembali aktif di berbagai event kepenulisan yang diadakan oleh penerbit mayor. Aku ingin mengejar ketertinggalanku selama ini meski jalan yang kulalui masih saja tak mudah dan juga tak melulu berjalan mulus. Tentu akan tetap ada kekecewaan setelahnya, itu konsekuensi yang harus aku hadapi saat salah satu dari karya yang kukirim mengalami penolakan atau langsung tak lolos. Ini teguran secara tak langsung, bahwa aku masih harus banyak belajar dalam hal menulis. Belajar tak pernah lelah. Dengan membaca lebih banyak, dan menulis lebih banyak. Yap! Jangan kira selama hampir setahun aku rehat dari mengikuti berbagai event, itu berarti aku benar-benar beristirahat dari dunia menulis. No! Aku justru tetap menulis di diary, di blog, bahkan di event-event yang kuadakan sendiri. Bagiku tiga sarana ini adalah latihan khusus untukku yang membuatku tetap menulis di manapun dan kapanpun. Tak ada alasan untuk berhenti menulis. Sebab aku merasa menulis adalah nafas kedua yang Tuhan berikan padaku.

Alhamdulillah, lega rasanya. Satu naskah telah terkirim. Selanjutnya aku akan kembali menulis naskah-naskah yang lain. Sementara berkutat dengan dunia antologi, pada waktunya aku akan berkutat pada buku-buku soloku selanjutnya. Semoga saja dan tetap optimis! Aku juga terinspirasi dengan banyak penulis yang sebelumnya berjalan sejajar denganku, tapi saat ini telah menelurkan buku solo mereka satu persatu. Congratulation! Dan Keep Writing! Tak ada jeda, tak ada kata lelah dalam berkarya. Aku bahagia mengenal kalian. Nama-nama yang tak semua dapat kusebutkan di sini. Tetapi jika kalian merasa, maka kalian termasuk dari nama-nama yang kumaksud. Terutama my editor; sahabat, teman, rival dan apapun nama yang kusematkan untuknya ia tetap bergelar suami untukku. Terima kasih telah menyemangati langkah dan memberi banyak support berharga. Danke! :)

*****************

0 Komentar