Bismillah, akhirnya bisa juga. Dari tadi mau nulis dan ngepost entri baru tapi jaringannya benar-benar lelet. Sudah hampir tengah malam sebenarnya, seharusnya aku bisa istirahat melepas penat setelah seharian beraktivitas. Mengantuk sudah jelas, dari tadi aku sudah menguap beberapa kali. Huaamm.. Mau tidur tapi mata sedang enggan diajak berkompromi. Ya sudah, aku lebih memilih untuk online dan membuat catatan lagi di blog, setelah lebih dulu memastikan bahwa pekerjaan rumah yang bisa dikerjakan esok hari telah kuselesaikan malam ini. :)

Seharian benar-benar menguras tenaga dan pikiran. Beberapa malam semenjak suamiku demam aku memang kurang tidur, begitupun dengan kemarin malam yang berakibat tak baik. Paginya aku bangun sedikit terlambat dari waktu biasanya, bersyukur karena masih bisa mengejar waktu subuh. Itu pun bangun dengan tubuh terasa linu, seluruh sendi-sendi tulangku terasa sakit. Kepala berat dan perut yang melilit mulas.  Tapi mau bagaimana lagi? Ini sudah kewajibanku, tak pantas jika harus mengeluh. Ya sudah, nikmati saja.

Tadi pagi suami sudah masuk kerja, beliau ngotot berangkat ke kantor dengan dalih bahwa kondisinya sudah jauh lebih baik. Padahal dilihat dari wajahnya saja sudah sangat tak meyakinkan. Mau tak mau aku terpaksa mengeluarkan ultimatum untuknya, ia boleh berangkat kerja asal pergi dan pulangnya kuantar jemput sampai kondisinya benar-benar pulih. Awalnya sempat menolak, tapi akhirnya ia menyerah kalah saat kemauanku sudah tak terbantah lagi. Ia menurut, dan aku dengan senang hati menjadi supir untuknya. Karena pekerjaan rumah belum sepenuhnya selesai saat mengantar suami ke kantor, pulangnya aku langsung membereskan semua pekerjaan rumah hingga tuntas. Setelah merasa yakin pekerjaan rumah tak ada lagi yang terbengkalai, pukul 10.00 fotokopian baru buka. Benar-benar terasa capek, sambil nunggu fotokopian beberapa kali aku duduk sambil menahan kantuk dengan buku yang masih terbuka di depanku. Haha.. meski lelah, membaca harus tetap ditekuni. Karena bagiku, modal pertama bagi seorang penulis yang baik ialah menjadi pembaca yang baik pula. Yuppy, andai ada yang melihat wajahku yang terkantuk-kantuk barangkali mereka akan meledek atau justru menaruh kasihan. Hihihi.

Pukul setengah satu siang suami mengirim pesan via inbox agar segera dijemput, tak tunggu waktu lama, aku bergegas menutup fotokopian dan langsung meluncur ke tempat kerja suami. Cuaca panas dan benar-benar gerah. Wajar jika seharian tadi aku benar-benar berkeringat. Setibanya di rumah usai menjemput suami, pekerjaanku tak langsung selesai begitu saja, karena aku masih harus menyiapkan makanan dan keperluan suami. Pukul 2.30 aku minta izin ke suami agar fotokopian dibuka lagi dan aku sendiri yang jaga. Begitu izin kudapatkan, segera kuangkut tas berisi laptop agar selama di fotokopian aku bisa nyambi untuk menulis atau sekedar mengedit tulisanku.

Jreng! Jreengg! Pukul 4.30 perjalanan naskahku sudah tiba di halaman 53. Masih butuh beberapa halaman lagi untuk dapat memenuhi kriteria naskah yang diminta oleh penerbit mayor tersebut. Mataku memerah dan berair, tak salah lagi, sebab rasa kantuk menyergap mataku begitu pekat. Kalau tubuh sudah terasa capek, maka mata seolah menuntut agar tubuh segera diistirahatkan dengan tidur meski barang sejenak.

Selama di fotokopian beberapa kali para sahabat kecilku datang mengunjungiku. Sayangnya, mereka harus pamit pulang saat melihatku begitu serius mengerjakan naskahku. Maaf ya Adik-adik, bukan maksud Mbak Putri buat nyuekin kalian, tapi otak Mbak Putri lagi benar-benar tak bisa dialihkan ke hal lain saat sedang mngerjakan satu pekerjaan yang menuntut konsentrasi penuh. Terlebih lagi kalau idenya lancar dan mood untuk nulis juga ada.

Aku tahu mereka sedikit kesal karena aku hanya merespons cerita panjang mereka dengan sahutan 'oh' atau sekedar tersenyum. Terutama saat Dik Manda dan Dik Diroh datang menagih janjiku untuk menyelesaikan pesanan bros kerudung teman-teman mereka di sekolah.

"Gimana Mbak Putri? Pesanannya banyak lohh.. Brosnya sudah kelar?" Ucap Manda. Aku mengalihkan mataku sejenak dari layar monitor. 
"Iya, Mbak. Banyak teman-teman yang mau pesan Hello Kitty." Sambung Diroh. Aku hanya tersenyum pahit, sebenarnya ingin garuk-garuk kepala juga. 
"Maaf ya, Mbak Putri belum bisa nyiapin pesanan teman-teman kalian. Mbak Putri lagi banyak kerjaan, ini juga lagi nulis, jadinya nggak sempat buat bros dulu. Insha Allah senin ya." Ucapku meminta tenggang waktu. Mereka hanya saling menatap meski agak cemberut. Aku kembali tertuju ke naskahku. Beberapa kali berpikir untuk break dulu, tapi di sisi lain hatiku memberontak seolah berkata 'tanggung.. tinggal dikit lagi', dan dorongan itu membuatku berhasil melanjutkan hingga ke halaman selanjutnya.

Hemm, sebenarnya aku sudah merasa bahwa kesehatanku juga sedang menurun dari signal yang diberikan tubuhku. Tapi mau bagaimana lagi? Terkadang aku berpikir bahwa seorang istri dituntut untuk selalu sehat. Buktinya saat aku jatuh sakit, aku tetap saja bangun dan mengerjakan semua pekerjaanku tanpa peduli pada kondisi tubuh yang tak sehat dan kepala yang seolah dipukul oleh palu. Dan lagi, belakangan migrainku jadi sering kambuh. Pun sekarang, dari tadi aku hanya mengoles kening dan pundakku dengan minyak kayu putih. Bau khasnya sedikit melegakan pernafasanku, dan membantu mengurangi rasa sakit di kepala yang hanya terasa sakit di bagian kanan akibat migrain.

Orang lain melihat bahwa aku tampak seperti orang yang paling santai tanpa terbebani dengan rutinitas padat. Mereka saja yang tak tahu, sebab mereka tak pernah melihat secara langsung rutinitas pekerjaanku. Bolak-balik dari tempat satu ke tempat yang lainnya. Mereka pikir itu tidak menguras tenaga? Aku mengerjakan semuanya sendiri. Tak pernah sekalipun meminta bantuan orang lain apalagi suami. Sebisaku menuntaskan semua pekerjaan yang ada tanpa perlu banyak bicara.. Hah! Menghela nafas lelah. Semoga setiap lelah yang hadir dapat menjadi penghapus dosa-dosa. Semoga semua rasa lelah ini bisa menuai pahala dariNya. Aamiin.

O ya, tadi ada salah satu warga yang datang mengantar undangan yang tertuju atas namaku, mengenai Rapat Pembentukan Seksi-Seksi LPMD juga pergantian anggota BPD kalau tak salah. Undangan ini tepatnya besok pukul satu siang di BalDes. Nah, padahal sudah kuancang-ancang untuk mengurangi kegiatanku esok hari, tapi jika tak menghadiri undangan ini, apa pendapat mereka nantinya. Bisa-bisa aku dicap sebagai orang yang entah bagaimana pendapat mereka. Syukurnya PAUD hanya menyita waktuku dua hari dalam seminggu untuk berkecimpung di dunia ini. Kader-kader yang lainnya mulai memaklumi. Terutama saat pembina PAUD itu sendiri yang berkata seolah memberi kelonggaran untukku. Terkadang seperti mau stres, saat tuntutan pekerjaan di dunia nyata berbarengan dengan deadline naskah yang harus kuselesaikan dalam tenggang waktu yang begitu mepet. Duhh, pusing jika harus diuraikan secara runtut. Nikmati saja dan bersyukur karena Allah masih memberikan izin dan nikmatNya untuk bisa berkecimpung dengan kesibukan-kesibukan ini.

Akhir kata, selamat malam untuk sahabat blogger se-Nusantara. Tepat pukul 24.00 tengah malam, sudah saatnya aku mengistirahatkan tubuh dan pikiranku. Bismillah tawaqqalltu 'alaa Allah. Alhamdulillah... ^_^ 

0 Komentar