Tetapi pada akhirnya, semua tak luput dari rencana baik Allah. Allah beri apa yang kita butuh tak semata apa yang ingin kita rengkuh. Maka teruslah berprasangka baik pada-Nya, teruslah mengerahkan ikhtiar langit dan bumi. Kita sebatas berikhtiar, hasil akhir Allah yang menentukan. Namun takdir manusia terletak pada ujung doa dan usahanya. Allah tentu tak pernah ingkar janji apalagi mengecewakan hamba.

Alhamdulillah, bahagia rasanya. Satu persatu kabar bahagia menghampiri dari orang-orang yang kukenal. Dimulai dari teman dekat di liqo yang beberapa waktu lalu baru saja menikah. Satu-satunya sohib yang kerap dibully karena perkara jodoh yang belum bertandang ke rumah. Siapa sangka? Lewat salah seorang kenalan yang juga sesama pendidik, Mbak Ay bertemu ikhwan yang saat ini menjadi suami. Taarruf berlangsung singkat sebab gayung telah bersambut, murabbi kami bahkan ikut menjadi perantara. Karenanya doa yang sama terus melangit untuk mereka. Semoga apa yang dicita-citakan dalam berumah tangga Allah mudahkan dan ijabahi semua. Tercapai sakinah, mawaddah dan warahmah yang didamba. Aamiin.

Begitu pula untuk Dik Indah, downline terkece dalam berbisnis. Selamat menempuh hidup baru, Dik. Selamat meniti hari-hari penuh cerita bersama sang suami. Katamu tak hanya harus beradaptasi, melainkan pula euforia pengantin baru. Ya, ya, aku pernah melaluinya hampir tujuh tahun yang lalu. Menggelikan plus membahagiakan bukan? Itu moment seumur hidup.

Ada juga kabar dari beberapa kenalan yang dulu pernah menyampaikan keinginan mereka untuk menulis dan sudah mulai menelurkan karya saat ini. Mereka tak ingin bergerak lamban dengan segera menerbitkan buku yang ditulis. Ikut berbahagia untuk pencapaian mereka. Selamat teman-teman, teruslah menulis. Dengan menulis, kita tak membiarkan berjuta kebaikan berhenti di depan mata.

Ketika mendengar banyak kabar bahagia dari orang-orang yang dikenal ternyata turut serta mempengaruhi suasana hati. Aku ikut berbahagia, berdecak kagum sebab beberapa di antara mereka meraih apa yang dicita-citakan bukan dengan jalan yang mulus. Ada yang harus sabar ketika diolok-olok, dibully, hingga tersisih di antara yang lain.

Dari kabar pernikahan, terbitnya karya baru, kehamilan, hingga kelulusan dari perguruan tinggi.. membuatku mengingat video yang dishare oleh seorang akhwat. Video yang tanpa sengaja melintas di berandaku, secara kebetulan aku sendiri tergerak untuk melihat video ini disaat kondisi hati memang sedang down. Sebab itu aku masih mengingat beberapa cuplikannya. Walau barangkali tak bisa mengutarakan sama persis seperti apa yang kulihat di video tersebut. Setidaknya, mungkin kurang lebih intinya akan hampir sama.

Ini tentang manusia dan zona waktu. Pernah dengar? Atau kamu sendiri sudah tahu? :)

Jadi begini, ada orang yang menikah lebih cepat di antara yang lain, tetapi Allah tangguhkan karunia anak baginya. Ada pula yang harus menunggu jodoh dengan jarak waktu yang tak sebentar, tetapi setelah menikah Allah amanahkan kehamilan langsung.

Ada yang masih berjuang dengan gelar dan pendidikannya ketika yang lain telah lulus. Tetapi setelah gelar disabet tak butuh waktu lama ia langsung diterima bekerja di sebuah perusahaan atau instansi cukup bergengsi, ketika mereka yang lulus lebih dulu justru masih pontang-panting mencari lowongan pekerjaan. Atau barangkali sibuk menjajal satu persatu tempat kerja karena dirasa belum sesuai kehendak maupun passion diri.

Ada yang sukses dengan kariernya di usia yang tergolong muda, tetapi di angka 50 tahun ia menghembuskan nafas terakhir. Ada pula yang baru menikmati puncak pencapaiannya ketika yang lain telah menikmati waktu santai. Namun dapat menikmati hidupnya hingga di angka paling sepuh, ketika orang-orang yang dikenalnya telah pergi lebih dulu.

Seperti video yang kutonton, semua itu karena siklus pada zona waktu yang dimiliki tiap manusia. Bukan tentang seberapa cepat, siapa yang lebih dulu, dan apa yang telah orang lain capai. Ini tentang zona waktu masing-masing. Kita telah bekerja, berusaha meraih sesuatu hingga betul-betul mampu merealisasikannya, semua tak lepas dari zona waktu yang dipunya.

Karena itu, mengapa kita dianjurkan untuk tak mudah menyerah. Kendati percobaan yang ke sekian masih gagal, barangkali ketika kita masih mau mencoba lagi dan lagi, percobaan yang selanjutnya lah yang akan berhasil. Tak menutup kemungkinan bukan?

Ini sesuai, bahwasanya Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Kadang kita merasa Allah tak cukup adil menakar nasib manusia. Ketika kita yang mati-matian berusaha, mengapa orang lain yang lebih dulu berhasil? Ya, karena begitulah kehidupan dirancang. Beberapa ada yang mencapai zona waktunya lebih cepat, sebagian lain harus melewati berbagai perjuangan dan waktu tak sebentar.

Tetapi pada akhirnya, semua tak luput dari rencana baik Allah. Allah beri apa yang kita butuh tak semata apa yang ingin kita rengkuh. Right?

Jadi, ini bukan lagi soal orang lain menang dan kamu telah gagal karena belum juga berhasil meraih apa yang ingin dicapai. Barangkali, ketika zona waktumu tiba, kamu bahkan mendapat pencapaian yang lebih baik dari mereka sebelumnya. Siapa tahu? Ketika waktumu tiba, hasil yang diperoleh juga jauh lebih besar. Maka teruslah berprasangka baik pada-Nya, teruslah mengerahkan ikhtiar langit dan bumi. Kita sebatas berikhtiar, hasil akhir Allah yang menentukan. Namun takdir manusia terletak pada ujung doa dan usahanya. Allah tentu tak pernah ingkar janji apalagi mengecewakan hamba.

Selama kamu sendiri terus berprasangka baik pada tiap rencana-Nya ..

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)

So, tak peduli pencapaian apa yang orang lain raih. Tak peduli sehebat apa tampaknya. Terus fokus pada piring sendiri, fokus pada apa yang perlu kamu kerjakan. Di zona waktu yang tepat menurut-Nya, kamu akan sampai pada semua itu.

Kesampingkan dulu apa yang dapat mengecohkan perhatianmu. Fokus saja pada zona waktu yang ingin Allah tunjukkan padamu. Satu langkah lagi, satu langkah lagi, satu langkah lagi. Kamu pasti berhasil! Aamiin insyaa Allah.


__________________ Jangan pernah menyerah _____________________


Magelang, 25 Maret 2019
copyright : @bianglalahijrah
[Image source : Tumblr Picture]

Tulisan ini untuk semua teman-teman yang tak pernah henti menjadi sumber inspirasi. Syukran.

4 Komentar

  1. Adil nya allah itu seperti apa jika, setiap manusia ada yg memiliki zona waktu pendek ataupun panjang? Bukankh ini satu bentuk ketidak adilan dalam porsi takaran pembagian zona, waktu??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tak ada yang tahu pasti apa rencana dan kehendak-Nya di balik apa yang kita jalani saat ini. Kembali kepada masing-masing kita yang melalui. Tetapi yang coba kita lakukan adalah berupaya yang terbaik. Mengerahkan yang terbaik untuk hasil lebih baik. Sembari terus berhusnudzhon pada-Nya. Sebab Allah sesuai persangkaan hamba. Pendek atau tidak waktu yang Allah tetapkan, itu mutlak ketetapan-Nya. Tak ada kuasa untuk menilai adil atau tidaknya Allah dalam ketetapan waktu atau momentum pencapaian yang tiap manusia peroleh dalam kehidupannya. Pada intinya, semua tergantung bagaimana kita sendiri mencoba memahami dengan baik bahwa Allah tak mungkin keliru menakarkan kehendak-Nya pada kehidupan hamba. Jodoh, maut, rezeki, bahkan amanah anak sekalipun adalah mutlak ketetapan Allah. Tak ada yang bisa menerka-nerka. Kapan datang, bagaimana dan seperti apa atau di mana? Kita hanya perlu berprasangka baik senantiasa bahwa Allah lebih tahu apa yang tidak kita ketahui. Jika justru mempertanyakan keadilan-Nya, apa masih merasa Allah tidak adil ketika di detik ini, di pagi hari ketika kita terbangun, hela nafas masih berhembus. Jantung masih bekerja normal. Kita kembali kepada aktivitas harian. Sama seperti hari sebelumnya. Bukankah itu satu dari sekian banyak nikmat yang seharusnya kita syukuri lebih dulu? Maaf jika ada kekurangan dan kesalahan. Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak.

      Hapus
  2. Terimakasih atas ulasannya. Terkadang memang waktu yang kita miliki jarang kita syukuri. Dengan tulisan di atas, menyadari akan waktu adalah benar-benar berharga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, sama-sama. Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak :)

      Hapus

Assalamu'alaikum. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan di Blog saya. Semoga bisa memberikan manfaat. Jangan lupa tinggalkan jejak baik di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya. Ditunggu kunjungan selanjutnya :)