Tak ada yang pasti pun tak ada yang abadi dalam putaran waktu
Ada kala kita menangis, ada kala kita memeluk suka dalam syukur yang berlapis
Allah.. kiranya Ia mengujimu untuk tunjukkan cinta
Kiranya Allah mengujimu untuk melihat sedalam apa Ia kau patri dalam jiwa
ketika engkau mengaku cinta

Allah.. Ia mengujimu sebab tahu engkau mampu tuk lewati.

Takdir tentu tak salah memilih pundak, ketika engkau yang dikehendaki melaluinya
Takdir-Nya tak pernah keliru menakar uji
Ia tak pernah salah mengira seberapa besar atau kecil kekuatan di balik cadar hamba

Takdir jelas tak mungkin tersesat di catatan Lauhul Mahfuz milikmu, jika Allah yang menetapkan itu

Maka hati, menguatlah. Sekalipun kau tenggelam dalam arah yang tak pasti
Tegarlah, meski pilu bertubi-tubi menampar
Sabar, saat kerikil melukai langkah yang terseok luka

Barangkali, Allah ingin menuntunmu pada arah yang tepat
Sekalipun kau telah jauh tersesat
Allah tahu kau takkan mencela takdir yang diperuntukkan oleh-Nya
Allah tahu saat hatimu hendak menyerah, tetapi langkahmu tetap tegak
Tak mundur atau pun tersungkur

Allah tahu, sedihmu takkan membawa jiwamu karam ke dasar kufur
Sebab engkau ada di lautan kepasrahan dan ketaatan hamba
Patuh pada titah takdir yang dikehendaki-Nya.

Barangkali, jika kau bertanya pada-Nya mengapa Ia mengujimu
".. sebab engkau mampu."
Sebab Allah tak pernah salah ketika menggariskan takdir pada kitab kehidupan seorang hamba.

La Tahzan, Innallaha ma'anaa.
Maka setelah ini, kau takkan bersedih lagi
Sebab hatimu tahu ada tangan yang menggerakkan langkahmu, mewujudkan asamu, mengabulkan doamu, dan kau pun mengerti ke mana sabar harus tertuju

Lillah, Billah. Fillah. Karena Allah..


*************
Refleksi, cermin, ruang bermuhasabah untuk diri sendiri
ditulis pada selembar kertas di ruang kelas kuliah,
29 September 2018, Magelang
© @bianglalahijrah

0 Komentar