Aku kembali memungut mimpi-mimpi yang tadinya berserakan. Jatuh tak terurus. Hampir saja aku lupa bahwa mereka yang pernah membuatku tegar tatkala sendiri di tengah keramaian yang mengecilkanku. Hari ini, detik ini.. sang pemimpi yang rasanya telah lama hilang dari diriku kembali hidup dan bernafas seperti sedia kala. Oksigen yang kuhirup kembali memberikan energi positive. Demi hidup untuk setiap hal yang patut diperjuangkan.

Sang pemimpi yang belakangan mendengkur di tengah tidur yang tak lelap. Ia hanya menikmati hidup yang kembali di setiap hari berganti. Ahh.. rindu rasanya dengan si bianglala hijrah yang beberapa tahun lalu memaparkan cerita pada langit. Berjanji pada bumi yang menjaganya. Bahwa ada banyak mimpi yang menunggu untuk diwujudkan. Rindu saat harapan itu membuncah dengan hebat. Mengalahkan segala bentuk ketidak-mungkinan. Mengalahkan segala rasa sakit dan kesulitan yang datang.

Impian memang selalu mampu menjelma serupa pelita. Ia menerangi hati orang-orang yang yakin padanya, untuk tak pernah jatuh terlalu lama, untuk bangkit dan terus bangkit meski gagal berkali-kali.

Impian, selalu mengokohkan hati pemiliknya meski rapuh mencoba mengikis harapannya setiap hari. Impian itu.. menghidupkan jiwa yang mati. Menguatkan hati yang lemah. Membangkitkan harapan yang tertidur di rongga dada.

Hari ini, pagi ini.. aku kembali bersemangat menjemput satu mimpi yang telah terbentang di depan mata. Sungguh tak ada yang tak mungkin bagi-Nya. Jika setelah berusaha Allah tak kabulkan saat itu juga, barangkali Dia memiliki bentuk pengabulan yang lebih baik dari apa yang engkau harapkan. Dan di waktu yang lebih tepat dari yang engkau tetapkan.

Allah tak pernah membiarkan satu pun doa, ikhtiar, yang menggantung begitu saja di petala langit maupun terkapar sia-sia di kerak bumi tanpa ada ketetapan dari-Nya. Tunggu, tunggulah sebentar lagi dan jangan pernah berhenti berusaha.

Terima kasih untuk list impian yang membuatku tetap semangat hingga hari ini. Yang menguatkanku. Yang tetap bersamaku saat dunia terasa sepi dan lengang. Terima kasih untuk suami dan malaikat kecilku, alasan terkuat.. semangat.. harapanku.. untuk terus belajar dan berusaha lebih baik :)

Ada banyak hal yang ingin kulakukan sebelum masa perkuliahan dimulai pada awal Oktober mendatang. Juga sebelum panggilan mengajar kuterima. Meski ternyata.. kegalauan saat harus berpisah beberapa jam setiap harinya dari Aidan, membuatku berkaca-kaca bahkan menangis. Si kecil yang sejak masih di dalam kandungan hingga sekarang lebih sering menghabiskan waktu bersama ibunya.

Teman pelipur, cahaya mata yang harus belajar mengerti keadaan orangtuanya. Tak yakin dengan keputusan ini, tetapi tak ada jalan lain. Untuk sepasang suami istri yang sama-sama berjuang menyelesaikan study di perguruan tinggi, keluarga kecil mandiri yang sejak awal tak bergantung dana maupun materi dari orangtua.. mau tak mau sama-sama mencari penghasilan tambahan adalah jalan keluar untuk masa depan bersama. Masa depan anak-anak nantinya.

Semoga Allah berkahi.. semoga Allah ridho.. meski perjuangan ini memberi konsekuensi yang sangat berat. Semoga bisa tetap menjadi ibu sekaligus istri terbaik di rumah, di tengah-tengah keluarga. Semoga tak satu pun kewajiban yang terbengkalai meski lelah menempa jiwa raga nantinya. Aamiin, insyaa Allah. Bunda sayang Aidan.. selalu. Setiap saat.

Kelak mungkin engkau akan mengerti, nak. Tak ada yang lebih mengasihimu seperti ibu mengasihimu. Tak ada yang lebih menyayangimu, seperti ibu yang menyayangimu. Mereka hanya tahu berkomentar. Tetapi yang tahu persis bagaimana mengandung sembilan bulan, sakitnya melahirkan, bagaimana merawat bayi seorang diri tanpa dampingan orangtua dan keluarga adalah masa-masa sulit tetapi ibu tetap melaluinya. Menjalani semua itu dengan lapang dada.

Itu karenamu.. meski mereka kerap menyindir ibu seolah tak becus. Tetapi ibu yang tahu persis masa-masa sulit saat tak satu pun dari mereka hadir menemani ibu.

Kelak engkau akan mengerti.. betapa kasih sayang dan perjuangan orangtuamu, semata agar engkau hidup lebih layak dari apa yang sudah kami dapatkan. Engkau tumbuh lebih baik dari apa yang sudah kami lalui. Semua pilihan sulit, tetapi konsekuensinya demi masa depanmu. Bunda sayang Aidan, selalu.

0 Komentar