Pekat Sunyi yang Mengunci
Aku diam, terbaring bersama harap yang kehilangan asa. Masih saja sepi
ini mengungkung, mengukur jejak-jejak langkah yang belum sepenuhnya
sampai pada gerbang perjalanan. Menghitung seberapa lama waktu berjalan
bersamanya. Hingga detik yang telah berlalu dalam menit tak juga
memuaskan tanya yang terbersit di hati. Tak juga menemukan jalan untuk
menemui asa dan mengajaknya kembali. Aku diam lagi, ya! diam dalam kata
di tengah ocehan suara hati.
Bagaimana? Seperti apa? Seharusnya? Tanya memuncak pada sudut jiwa yang menganga hampa. Ada apa ini? Mendadak aku merasa hilang dalam pekat sunyi. Meraba cahaya yang bahkan padam di sekitarku. Atau mungkin, aku yang lupa cara kembali seperti dulu. Aku seperti aku yang menjadi sosok aku yang kuinginkan. Bukan! Saat ini aku sudah lebih baik dari apa yang pernah kuharapkan. Aku sunyi, sepi, dalam hening yang mengunci. Aku benci kesunyian ini.
©yusniaagussaputri, 02 11 2013. Magelang.
Bagaimana? Seperti apa? Seharusnya? Tanya memuncak pada sudut jiwa yang menganga hampa. Ada apa ini? Mendadak aku merasa hilang dalam pekat sunyi. Meraba cahaya yang bahkan padam di sekitarku. Atau mungkin, aku yang lupa cara kembali seperti dulu. Aku seperti aku yang menjadi sosok aku yang kuinginkan. Bukan! Saat ini aku sudah lebih baik dari apa yang pernah kuharapkan. Aku sunyi, sepi, dalam hening yang mengunci. Aku benci kesunyian ini.
©yusniaagussaputri, 02 11 2013. Magelang.
0 Komentar
Assalamu'alaikum. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan di Blog saya. Semoga bisa memberikan manfaat. Jangan lupa tinggalkan jejak baik di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya. Ditunggu kunjungan selanjutnya :)