Kali ini tentang hujan, masih bersama senja dengan nuansa yang dingin. Tetapi semoga senjaku tetap hangat dan bersahaja, seperti hujan yang menyapaku dengan gemirisik air. Dingin, namun menghangatkan hati.

Hujan, senja ini tampaknya indah. Sama seperti senja-senja sebelumnya. Hanya saja, hadirmu membuat senja ini sedikit berbeda. Basah dan dingin. Apa hujan memang seperti itu? Aku rasa iya, karena jika tidak, maka tak mungkin kau disebut hujan. Ah, kata-kataku terlalu meracau.

Sendiri di teras rumah atas, hanya kau yang menemaniku. Aku tahu, kau sedang ingin mengajakku bercanda. Beberapa kali sejak tadi aku duduk di sini, kau sengaja menyentuhku dan memperlihatkan hadirmu yang nyata membasahi ujung gamisku.

Hujan, tak perlu menggodaku. Aku tahu kau merasa bahagia, saat hatiku kembali terpaut akan hadirmu. Hujan, kau tetap idolaku. Sama seperti senja yang kerap hadir. Seperti saat ini, kalian penyempurna soreku.

©Magelang, 05042013


0 Komentar