Bismillah. Empat bulan lebih tak menulis di laman ini. Postingan terakhir satu bulan sebelum aku didiagnosis terkena infeksi Paru (Pneumonia). Dan bisa dibilang, tiga bulan terakhir di penghujung tahun 2022 kuhabiskan dengan fokus pada pemulihan kesehatan diri. Satu minggu opname di rumah sakit, dan sepulangnya masih bolak-balik di RS berbeda. Bagaimana perjuangannya akan kutulis di satu postingan khusus terkait ini.

Tapi kendati terdiagnosis sakit Paru sampai dinyatakan bersih dari infeksinya pada Desember lalu, aku melewatkan masa-masa itu dengan mengantongi beberapa pencapaian.

Pencapaian terbaik di tahun 2022, diantaranya :

Buku solo keduaku yang berjudul "Patah Tumbuh Hilang Berganti" terbit indie di penerbit Cirebon bernama Lovrinz Publishing. Belasan naskah yang kutulis dan kuikutsertakan pada event kepenulisan juga menyusul terbit satu persatu. Bahkan salah satu cerpen yang kuikut sertakan pada kelas menulis bersama Asma Nadia yang diselenggarakan oleh SIP Publishing, terpilih sebagai karya terbaik 1 diantara ratusan karya lainnya yang masuk. Naskah perjalanan pulih yang kutulis untuk diikutsertakan pada lomba menulis, juga lolos dan terbit di penerbit Stiletto Book. Masyaa Allah.

Buku antologi "Duduklah Sebentar, Pulih itu Butuh Waktu" & Buku solo kedua "Patah Tumbuh Hilang Berganti"

Allah Maha Baik.

Jadi, meski sempat up down karena sakit. Aku bersyukur untuk setiap pencapaian yang kuperoleh dari perjuangan di balik memangkas waktu tidur. Ketika bangun di tengah malam untuk menulis hingga subuh. Barangkali beberapa pencapaian terbaik memang kita peroleh setelah berjuang lebih dari apa yang biasanya kita ikhtiarkan.

Bukti Terbit untuk penulis kontributor dari penerbit Stiletto Book

Kalau dibilang terlalu ngoyo, tetapi apa yang diraih sebanding dengan perjuangan itu.

Ketika seorang ibu rumah tangga ingin kembali berkarya. Aku harus membagi waktu dengan baik. Waktu untuk bekerja mengurus rumah dan keluarga, terutama membersamai batita. Siang hari tanpa bantuan anggota keluarga, aku tentu saja sulit mencuri waktu dalam menulis. Karena nyatanya, saat si batita tidur siang.. ada saja pekerjaan lain yang disambi. Bersyukur jika aku masih bisa membaca buku di sela-sela waktu itu. 

Bagaimana pun sibuknya, pengetahuan ibu harus tetap diupgrade sebisa mungkin dengan memperbanyaak bacaan-bacaan berkualitas.

Maka kuputuskan untuk memangkas jam tidurku di malam hari. Itu waktu terbaik untuk menulis tanpa gangguan anak-anak, suara bising, atau pun pekerjaan yang menunggu untuk terselesaikan. Masyaa Allah tabarakallah.

Piagam Penghargaan & Bukti Terbit untuk penulis dari SIP Publishing

Aku mensyukuri apapun yang kualami di sepanjang tahun 2022. Meski awal tahunnya diawali dengan kesedihan saat mendengar kabar kepulangan Mak'aji (nenekku) di Riau. Lalu di Desember penghujung tahun, ibu mertuaku yang juga berpulang ke rahmatullah.

Apa-apa saja yang terjadi di sepanjang tahun yang telah berlalu itu, akan kuterima sebagai part hidup yang tak kalah baik, sebab menjadikanku bertumbuh hingga bisa melangkah sejauh ini. Jatuh bangunnya, sakit sehatnya, moment terendah hingga bangkitnya, suka dukanya, kejutan-kejutan tak terduga. 

Setiap hal akan selalu memiliki makna tersendiri. Itu yang kudapati dari tiap hal yang terjadi. Bahwasanya ada kebaikan dan pesan bermakna yang tersirat di balik itu. Yang menjadikanku terus tumbuh berproses menjadi versi terbaik diriku dari waktu ke waktu.

Alhamdulillah tsumma alhamdulillah.

Paling tidak, aku telah berhasil meraih beberapa pencapaian dari jerih payahku sendiri. Hal-hal yang telah sejak dulu ingin kucapai, tetapi terkendala sikon dan beberapa ketidakmungkinan lain.

Maka benarlah, bahwa segala sesuatu hal yang tertunda.. apabila memang menjadi takdirmu, pasti akan mencari jalannya sendiri untuk dapat menemukanmu. Untuk sampai ke pangkuanmu, dengan cara yang Allah rencakanan bagimu.

Dan tentu saja, doa-doa yang pernah kita langitkan ke arasy-Nya... tak pernah Allah biarkan terhempas kosong, dan kembali tanpa arti ke si pemilik doa. Jika pun bukan dengan jawaban yang sama persis dengan apa yang kita panjatkan, pasti akan Allah gantikan dengan yang jauh lebih baik, melebihi apa yang kita inginkan.

Kadang-kadang, sesuatu tak melulu datang di waktu sebaik apa yang kita kehendaki. Tetapi justru datang di waktu terbaik ketika kita benar-benar telah siap menurut Allah.

Kadang-kadang, kegagalan yang kita pikir sebagai bentuk ketidaklayakan diri... ternyata adalah bagian dari didikan kehidupan, agar kita menjadi pribadi yang lebih baik. Semakin tangguh, dan tak mudah untuk runtuh. 

Pada akhirnya, jika impian itu masih kita perjuangkan... siapa yang tahu bahwa kita akan meraihnya bahkan dengan pencapaian terbaik di waktu yang tak disangka-sangka? Sebab Allah yang menggenggam hidup kita.

Jika dulu aku berhenti menulis karena beberapa naskah tak lolos di meja penerbit, aku mungkin tak bertumbuh sejauh ini. Karena ternyata, menulis bukan hanya perkara membuat karya lalu menerbitkanya. Menulis hingga memiliki karya yang terbit adalah proses demi proses panjang yang tak selalu semudah mengedipkan mata.

Namun tanpa semua proses itu, kita belum tentu akan bertumbuh semakin baik, bukan? Kualitas karya kita mungkin juga takkan memiliki kemajuan berarti. Secara tak langsung, kegagalan yang datang mendidik kita untuk terus belajar. Berproses, akan tetapi juga berprogress tanpa kita sadari. Tahu-tahu kita akan memiliki suatu pembanding, bagaimana kualitas karya kita di hari ini dibandingkan bertahun-tahun sebelumnya.

Akan selalu ada naskah yang lebih baik dari apa yang kita tulis. Akan selalu ada karya baru, dari karya-karya sebelumnya. Akan lahir penulis-penulis lain, menggantikan pendahulunya.

Tetapi satu hal, aku mengerti bahwa karya terbaik adalah naskah yang berhasil kamu selesaikan.

Naskah terbaik adalah draft yang berhasil menemukan akhir tulisannya, bukan lagi draft yang berdebu di folder laptopmu.

Ini menjadi motivasi untukku, bukti bahwa tak ada yang tak mungkin selama kamu terus berusaha dan percaya. Pada akhirnya apa yang kamu yakini, akan sampai ke pelukanmu dengan cara yang paling indah dan bermakna.

Aku ingat, moment ketika kejutan-kejutan haru seolah beruntun Allah berikan. Diantaranya adalah pengalaman baru bagiku. Sebab di tahun yang sama aku menulis di jurnal pribadi untuk memenangkan lomba kepenulisan, dan sebelum menutup tahun itu... Allah menjawabnya kontan dengan menjadikan naskahku sebagai karya terbaik 1.

Lalu di 28 Januari 2023 aku menghadiri acara Launching & Bedah Buku "Duduklah Sebentar, Pulih itu Butuh Waktu" yang diselenggarakan oleh tim penerbit Stiletto, dengan narasumber sekaligus pembedahnya seorang psikolog klinis, dan tiga penulis perwakilan dari 12 penulis yang karyanya dipersatukan di buku ini. Aku salah satu penulisnya dari kota Magelang, dua lainnya ada yang dari Jogja hingga Jakarta. Di postingan lain, aku akan menulis lengkap tentang agenda hari itu yang berlangsung mengharu biru.

Launching & Bedah Buku "Duduklah Sebentar, Pulih itu Butuh Waktu" bersama Penulis dan Psikolog.

Rasa-rasanya tak semua nikmat bisa ditulis. Bahkan menghirup oksigen saja sudah merupakan nikmat besar dari-Nya. 

Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmush shalihat.


Mari rayakan setiap pencapaian sesederhana apapun itu. Jangan pelit untuk mengapresiasi diri sendiri beserta proses-proses yang berhasil terlampaui. Kalau bukan diri kita, siapa lagi? :)


Ini menjadi postingan pembukaku di tahun 2023. Salam sehat jiwa raga, bagi teman-teman di manapun berada.

Alhamdulillah wa Barakallah.


___________________________


Magelang, 1 Februari 2023

Copyright : www.bianglalahijrah.com

0 Komentar