Perkara doa di sepuluh malam pertengahan bulan Ramadan. Waktu istimewa di mana Allah turunkan maghfirah atau pintu pengampunan yang sebesar mungkin kepada siapapun hamba yang sungguh-sungguh kembali pada-Nya. Sadar atau tidak, pertambahan usia nyatanya mampu merubah minat dan tujuan seseorang. Termasuk isi dari sekumpulan doa-doa yang kerap dilangitkannya.

Kali pertama setelah lebih dari empat belas tahun tanpa pernah membayangkan harapan apakah mereka bisa bersatu kembali atau tidak. Nyatanya, aku memang lebih dulu menyerah dan memupuk ikhlas menempa sabar. Bahwasanya yang terjadi adalah mutlak kehendak Allah. Tak ada daya manusia untuk merubah suratan takdir-Nya.

Kuanggap apa yang terjadi pada pernikahan Emma dan Etta adalah satu dari sekian banyak rencana baik-Nya. Saat itu aku belum mengetahui pasti, tetapi hari ini semua menjadi lebih jelas tergambar. Mengapa ini harus seperti begini dan begitu. Mengapa pula tak berjalan sesuai yang aku inginkan sejak awal?

Dan tatkala dirunut kembali, Maha Besar Allah dengan semua skenario terbaik yang ditulis untuk tiap hamba. Aku memahami bahwa untuk mencapai titik ini maupun keesokan hari, jalan di belakang sana memang berliku-liku. Namun begitulah iradah-Nya. Dimulai dari keluarga, berpisahnya orangtua, adik-adik yang berpencar tak saling membersamai. Hingga kami harus berjuang dengan keyakinan dan impian masing-masing.

Aku tak tahu doa siapa di antara kami yang akan Allah ijabah pada akhirnya. Tetapi yang pasti, Allah sungguh Maha Mendengar dan tak ada doa yang menjadi sia-sia di petala langit-Nya. Tak ada doa maupun harapan manusia yang akan tersungkur jatuh kembali ke bumi tanpa kebaikan yang Allah ganti bagi si pemilik doa.

Untuk kali pertama setelah mereka berpisah, untuk kali pertama, sungguh. Allah seperti memberiku harapan, bagaimana jika Allah masih memberikan kemungkinan? Yakni takdir lain ketika Emma dan Etta dapat bersatu kembali. 14 tahun kulalui bersama rengkuh mereka. 11 tahun pula kulalui tanpa dekapan mereka. Tahun ini, ramadan kali ini menjadi saksi untuk pertama kalinya harapan itu berbisik pelan-pelan. Allah pasti punya rencana terbaik tak lagi untukku sebagai tokoh utama di balik semua skenario yang Ia beri sejak awal.

Kali ini tentang kedua orangtua yang berpisah tetapi tetap saling merindu. Betapa pelik kondisi yang memeluk antara satu sama lain. Tetapi tak ada yang tak mungkin jika Allah sudah berkehendak. Tinggal menunggu waktu. Jika Allah berkata Kun maka Faya Kun. Siapa yang bisa menentang? Siapa yang bisa menolak? Siapa yang bisa membantah kenyataan-Nya?

Maka, entah doa siapa yang lebih dulu melangit ke Arsy-Nya. Mengetuk ketetapan Allah untuk menyatukan kembali dua orang yang berpisah setelah belasan tahun. Aku tak cukup berani mendambakan kemungkinan itu. Namun barangkali pula, ini bagian dari rencana besar-Nya. Atau doa-doa kecil yang senantiasa adik-adik ucapkan di seberang sana. Kendati kami berempat saling berpencar dan hidup berjauhan.

Emma, Etta, kali pertama doa kulangitkan di ramadan tahun ini. Telah jauh, telah teramat panjang perjalanan kita mencari jati diri masing-masing. Semoga Allah cukupkan pengelanaan itu. Semoga Allah segera himpunkan kita kembali. Dikumpulkan kembali. Dipersatukan kembali sebagai keluarga yang utuh.

Tak ada doa yang lebih baik dari ini. Ketika Allah tiba-tiba menyentil perasaanku yang ragu pada kebesaran-Nya. Apa yang mustahil bagi-Nya? Aku lupa, bahwa hanya satu hal yang dapat merubah takdir ketetapan Allah, dan itu adalah doa. Selama ini yang kulakukan hanya pasrah. Kukira aku cukup sabar beserta ikhlas. Padahal, Allah sangat bisa melakukan apa yang bagi manusia sangat mustahil dapat terjadi.

Hingga waktu itu tiba, semoga Allah dekatkan apa yang jauh. Rekatkan apa yang regang. Simpulkan apa yang pernah lepas. Satukan apa yang pernah terputus. Di ramadan kali ini, untuk kali pertama, aku berani berharap "semoga Emma dan Etta kembali bersatu". Aamiin aamiin yaa mujibassailin. Kun maka Faya Kun. Akan kuketuk pintu-Nya dengan doa yang lebih baik, kali ini.
_________________________

#Day 13
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
__________________________

.. teruntuk adik-adikku pula, barangkali doa kita satu sama lain lah yang menjadi penguat kendati tak bisa saling tatap. semoga waktu itu kan memihak ..

copyright : @bianglalahijrah
Magelang, 18 Mei 2019

2 Komentar

Assalamu'alaikum. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan di Blog saya. Semoga bisa memberikan manfaat. Jangan lupa tinggalkan jejak baik di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya. Ditunggu kunjungan selanjutnya :)