Selamat malam :) Nulis di sela ngerjain tugas. Pelarian terbaik ketika otak terasa penuh dan harus segera dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Alhamdulillah sebab minggu ini bisa kembali menghubungi mamak dan bapak di seberang pulau sana, setelah sempat lost kontak karena handphone sebelumnya rusak.

Ada banyak agenda di tahun ini. Keinginan, target, planning yang menjadi lebih berwarna. Doa mamak dan bapak tentu saja bagian terpenting dari itu semua. Selain itu, bagi seorang istri ridho suami yang paling utama. Jadi di antara semua planning itu dari jauh hari sudah kudiskusikan kepada suami. Asal suami ridho, insyaa Allah jalan hehe

Termasuk rencana untuk silaturahmi, mengunjungi mamak di negeri Laskar Pelangi, yaitu Bangka Belitung. Semoga dalam waktu dekat Allah mudahkan dan beri kemurahan rezeki untuk segera memberangkatkan diri ke sana. Rasanya sudah bertahun-tahun tak bertemu mamak. Bahkan ketika beliau mengangkat telepon dan mendengar suaraku, beliau menangis rindu sekaligus bahagia, karena baru saja dihubungi kembali oleh anaknya.

Sedih? Iya. Rindu? Jelas. Tak ada anak yang bisa lupa pada orangtuanya sejauh apapun kaki melangkah. Bahkan dalam kondisi bagaimanapun wajah orangtualah yang selalu hadir di pelupuk mata. Meski sudah bersuami, bagiku doa orangtua seumpama pelindung sekaligus pelukan yang memastikanku untuk tetap berada di koridor kebaikan.

Meski aku tak meminta doa-doa mereka secara langsung, bapak dan mamak sudah pasti mendoakan kebaikanku tanpa henti. Berharap semua anak-anak mereka menjadi orang yang berguna, berhasil dunia dan akhirat, serta tetap berbakti kepada kedua orangtua. Aamiin insyaa Allah.

Tadi sore setelah pulang dari pertemuan liqo, aku sempatkan untuk menghubungi bapak. Menyenangkan saat berbicara lama dengan bapak dan meminta beliau untuk mengaminkan pengharapan terbaikku hingga bapak benar-benar jelas mengeja kata aamiin.

Rasanya plong! Lapang sekali. Setiap kali usai menghubungi orangtua dan lagi-lagi meminta doa mereka. Apa yang lebih berharga dari ini? Ketika doa orangtua selalu menjembatani langkah diri ke manapun pergi, insyaa Allah.

Terima kasih pula pada bu Dokter Muda di negeri horas sana. Yang beberapa waktu lalu sudah memberikan masukan berharga. Bagiku, salah satu nikmat terbesar dari Allah. Ketika kamu dikelilingi oleh orang-orang baik yang ringan hati memberikanmu nasehat emas demi kebaikanmu sendiri. Bonus besar dari Allah saat dipertemukan dengan orang-orang shaleh, alhamdulillah

Dan, menuju semester baru dengan tugas yang semakin mendekati deadline. Mendengar suara bapak malam ini, aku seperti menerima transferan energi yang tak terkira. Bapak, bagaimanapun, dulu aku adalah anak yang selalu beliau manja. Bapak begitu penyayang. Meski setelah beberapa tahun berpisah dan bertemu lagi justru saat aku beranjak dewasa, kami mungkin tak lagi bisa sedekat dulu, tetapi tak ada yang berubah dari beliau.

Bapak masih sama. Diamnya. Senyumnya. Tawa bapak. Sudut pandang beliau dalam menilai sesuatu. Dunia yang bagi beberapa orang sempit, tetapi aku menemukan muara kehidupan di sana. Seorang bapak yang tangguh kendati tanpa gelar tertinggi di belakang namanya. Ia setidaknya mampu menjadi sosok terbaik di ingatan anak-anaknya meski kadang anak-anaknyalah yang kerap lupa.

Dan, seperti ucapan suami.. jika setiap kali semangat itu melemah. Harapan itu meredup. Ingat lagi wajah orangtua. Ingat wajah mamak, bapak, adik-adik, siapapun yang berarti di dalam hidupmu.

Ingatlah, sesuatu yang baik tidak hanya engkau perjuangkan untuk dirimu sendiri melainkan juga orang-orang yang kau sayangi dan sayang kepadamu. Perjuanganmu tak hanya semata demi mimpi-mimpi besar yang ingin kau raih, tetapi ada harapan dan doa-doa yang menyertai langkahmu.

Aku bersyukur, hingga kini Allah seperti menuntunku untuk menuju mimpi demi mimpi satu persatu. Banyak hal yang dulunya terasa mustahil Allah jadikan mungkin seketika. Allah mengizinkanku untuk melihat langsung bukti kebesaran-Nya.

Sebab itu, ke manapun kaki mampu menapak pada akhirnya. Ada tanda kebesaran Allah di dalamnya. Allah yang telah menjadikan apa yang mustahil menjadi sangat mungkin terjadi. Meski rencana manusia selamanya takkan bisa melebihi kuasa Allah. Tetapi rencana Allah jelas lebih baik.

Alhamdulillah untuk kesempatan demi kesempatan baik yang Allah beri untukku hingga detik ini. Banyak hal yang bahkan masih luput dari rasa syukur, tetapi nikmat Allah bahkan tak pernah putus sama sekali. Salah satunya? Nafas yang masih berhembus ini. Hidup yang Allah karuniakan untuk terus belajar, belajar, dan belajar lagi.

Ah, terkhusus untuk bapak dan mamak. Untuk suami, untuk little boy Aidan. Untuk adik-adik, untuk semua orang yang membuatku berarti di dalam kehidupan mereka. Terima kasih sudah membuatku belajar dan mengerti akan banyak hal.

Semoga setelah ini, Allah lapangkan sabar dan ikhlas di dalam diri tanpa mengenal batas untuk berjuang lagi dan lagi. Sebab nyatanya, perjuangan tak cukup hanya dengan satu pencapaian saja. Selagi masih ada waktu dan kesempatan, tangkap setiap peluang yang ada. Tebarkan lebih banyak lagi kebaikan di muka bumi. Aamiin aamiin yaa mujibassailin.

Magelang, 15 Januari 2018
sungguh, janji Allah itu pasti.. bersama kesulitan selalu ada kemudahan

copyright : @bianglalahijrah_ 

0 Komentar