A blinding flash of white light 
Lit up the sky over Gaza tonight 
People running for cover 
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes 
With ravaging fiery flames 
And nothing remains 
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down 
In the night, without a fight 
You can burn up our mosques and our homes and our schools 
But our spirit will never die 
We will not go down 
In Gaza tonight

Women and children alike 
Murdered and massacred night after night 
While the so-called leaders of countries afar 
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain 
And the bombs fell down like acid rain 
But through the tears and the blood and the pain 
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down 
In the night, without a fightYou can burn up our mosques and our homes and our schools 
But our spirit will never die 
We will not go down 
In Gaza tonight


***

Catatan Kecil untuk Gaza
Cukupkah airmata dan jerit hati yang merasakan tangis dan kesakitan kalian? Saat luka dari organ tubuh yang putus, saat satu persatu sanak terpisah dari keluarganya, anak kehilangan orangtua, istri yang harus menjanda, balita yang meraung ketakutan. Gaza, bagaimana aku membantumu? Bagaimana agar aku dapat mengurangi beban kesedihanmu? Aku tak bisa diam melihat Maha Nazi laknatullah itu kian membabi buta menyerang kalian. Saat berita-berita di negaraku sibuk membahas demokrasi, piala dunia, namun hatiku hanya terpaut padamu.

Gaza! Kuhaturkan doa demi doa yang menyatu bersama doa ummat muslim di seluruh dunia. Lihatlah, doa-doa kami terus menghujam langit seiring syahidamu yang menjemput syahid. Allahu Akbar! Gema takbir kalian yang tak putus menggemuruh riuh di hatiku. Allahu Akbar! Semangat pejuangmu menyentil nuraniku. Andai dapat kujejakkan kakiku di tanahmu, maka kan kutunggu Kun Faya Kun-Nya. #catatan_kecil_untuk_Gaza #byBianglala

***

Bagaimana aku tak ikut menangis? Saat membayangkan seorang ibu berkata, "Pergilah, Nak. Pergilah menjemput syahidmu. Kuikhlaskan engkau berjihad untuk menghentikan tentara Israel, walau kematian mengekor setiap saat."

Seorang ibu yang berusaha tegar di tengah raungan tangis yang menyayat hati. Seorang ibu yang menahan sedu sedan kesedihannya dan tak gentar sedikitpun.

Membayangkan seorang istri yang mantap melepas suaminya ke ranah jihad meski status janda akan menghampirinya. Ia ikhlas saat melepas suaminya melangkah menuju peperangan hingga menyusul syahida yang lain. Bagaimana? Bagaimana aku bisa tak menangis? Bagaimana aku bisa diam? Melihat saudaraku terhujam ratusan roket, bom, dan peluru yang seketika meluluh lantakkan tubuh-tubuh tak berdosa! Membumi hanguskan Palestina! Bagaimana aku bisa diam duhai, Gaza? #catatan_kecil_untuk_Gaza #byBianglala

****

Surat untuk Gaza 

Aku tak pernah menatap wajah-wajah kalian, tapi entah mengapa hatiku selalu terpaut pada seluruh pemberitaan yang mengulas tentang kalian. Tentang anak-anak yang melontarkan bebatuan kecil yang ada di genggaman mereka ke kendaraan Maha Nazi. Namun tanpa belas kasih tubuh mereka diluluhlantakkan oleh Zionis laknatullah.

Tentang jerit tangis anak-anak yang diserbu rasa takut setiap saat. Tentang para syahida yang tak pernah mundur demi menjemput kesyahidan dan membela bumi Palestina. Tentang wanita yang diperkosa kemudian dibunuh dengan keji. Bayi-bayi yang ditembak atau pun mati di bawah reruntuhan rumah-rumah yang hancur oleh terpaan ratusan bom dan roket. Tentang gas mata yang dapat melepuhkan kulit wajah. Tentang tubuh yang kehilangan separuh organnya, atau bahkan hancur lebur berurai di atas kebiadaban Maha Nazi.

Tentang siang yang kelabu oleh debu. Tentang malam yang mencekam penuh kelam. Tentang doa yang terus mengalir, merapalkan seluruh derap harap yang tak jua menemukan titik cerah. Kapan Palestina akan aman dari kebiadaban Zionis laknatullah? Dari bertubi-tubi siksaan yang tak pernah alpa di siang maupun malam. Kapan semua kedamaian itu akan menghampiri kalian?

Saudaraku... saat aku menulis ini, ketahuilah ada hati yang menangis pilu, ada doa yang senantiasa mengalun dari lafazku yang kutujukan untuk kalian. Betapa hati ingin berbuat banyak hal untuk dapat mengurangi beban kesedihan dan penderitaan kalian. Saudaraku... ini balasanku atas suratmu yang telah tiba di Indonesia. Surat yang kau tujukan untuk kami di sini. Aku menangis, sungguh aku menangis saat membaca bagaimana Indonesia di matamu dengan perbandingan negaramu yang katamu berbanding terbalik dengan apa yang kalian dapati di Gaza. Aku harus berkata apa? Saat tak ada kata yang sanggup menguraikan semua. Atau bahkan lidah ini yang kelu, meski wajah kita tak saling menatap.

Aku bahkan tak tahu bagaimana agar aparat pemerintah di negara kami segera turun tangan membantu kalian. Atau oknum militer yang bersedia membantu kalian dalam menghadapi keganasan para Zionis di ranah peperangan, atau hal besar lainnya yang hanya menjadi harapku dalam andai. Tetapi kau tahu saudaraku? Kami di sini juga tak lelah menggalang dana demi membantu kalian di sana. Katanya kalian sedang butuh banyak obat-obatan dan makanan, karena itu kami akan berusaha untuk membantu kalian selain doa yang terus kami haturkan kepada-Nya. Kau tahu saudaraku, kalian benar bahwa yang sangat kalian butuhkan adalah doa dan uluran bantuan yang kami berikan untuk kalian. Bukan semata airmata dari tangisan kami atas apa yang menimpa kalian di sana.

Saudaraku.. Ada seorang wanita yang baru pulang dari tanahmu. Beliau yang menceritakan padaku bagaimana tangguhnya kalian. Bagaimana akhlak dan kebaikan kalian. Beliau bercerita padaku dengan bercucuran airmata saat ia telah tiba di Gaza. Mengenai seorang lelaki yang cacat, juga beberapa dari kalian yang menyambutnya dengan penuh keramahan. Kau tahu apa yang beliau katakan yang membuatku terharu bahkan menangis tanpa henti?

Beliau bercerita bahwa tak ada satu pun peminta atau orang-orang yang mengemis setiap kali para relawan datang. Berbeda dengan apa yang tampak di Indonesia, padahal keadaan kalian di Gaza jauh lebih sulit. Di tengah rasa lapar, sakit, dan persediaan obat yang menipis, tak sekalipun dari kalian yang mengeluh bahkan memelas belas kasih. Juga mereka yang berkata bahwa separuh dari organ tubuh mereka yang hilang sudah tiba lebih dulu di surga, dan secepatnya mereka akan menyusul. Kau tahu apa yang membuatku menangis? Aku merasa diriku masih sangat jauh dari kalian. Aku saja masih sering mengeluh, sedang kalian? Kalian masih bisa tersenyum dan menghibur diri sendiri meski setiap saat dihujani serangan oleh para Zionis laknatullah.

Ustadzah Nurjannah bersama anak-anak Palestina

Bahkan seperti yang beliau tuturkan, ada banyak dari kalian yang tetap semangat untuk menghafal Al-Qur'an kendati tubuh tak lagi sempurna. Entah itu kaki atau tangan yang buntung, atau kesakitan yang tak pernah lepas dari kalian. Saudaraku, mendengar cerita tentang kalian aku sungguh tak mampu menahan airmataku. Kau tahu kami menangis di sela-sela doa yang terus menghujam langit. Menyatukan doa bersama seluruh ummat Muslim di dunia. Aku percaya Allah takkan pernah membiarkan Zionis laknatullah itu terus menerus menyerang kalian dengan membabi buta. Aku percaya Allah punya rencana yang maha besar untuk kalian dan kita semua. Kelak para Yahudi itu akan mendapat balasan yang seetimpal bagi diri mereka sendiri. Saat kemurkaan Allah menghentikan kepongahan mereka yang tak berhati nurani.

Aku percaya, saudaraku.. Kalian takkan pernah gentar meski bertubi-tubi serangan menimpa kalian dari darat maupun dari udara, saat ratusan pesawat yang menghujamkan roket, bom, ke pemukiman bahkan masjid kalian. Doa kami senantiasa menyertai kalian saudaraku.. Andai, andai kami dapat menginjakkan kaki kami di sana dan turut serta memerangi Zionis laknatullah, maka akan kami tunggu Kun Faya Kun-Nya memudahkan seluruh niat baik ini. Saudaraku, surat ini tak cukup menampung seluruh apa yang ada di benakku tentang kalian. Tetapi setidaknya hanya satu yang perlu kalian ketahui. KAMI SELALU MENDOAKAN KALIAN!!! KAMI BANGGA KEPADA KALIAN!! DAN KAMI AKAN TERUS MENGUPAYAKAN BANTUAN UNTUK MENGURANGI BEBAN PENDERITAAN KALIAN! ALLAHU AKBAR!!!

8 Komentar

Assalamu'alaikum. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan di Blog saya. Semoga bisa memberikan manfaat. Jangan lupa tinggalkan jejak baik di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya. Ditunggu kunjungan selanjutnya :)