Semoga ridho Allah meliputi seluruh Bapak terhebat yang ada di dunia

Ada banyak event yang bertema ibu, mengenai ibu di mata anak-anaknya, atau tentang perjuangan seorang ibu yang senantiasa mampu membuat decak kagum pada hati siapa saja. Bahwa ibu adalah sosok 'wonder woman' yang nyata di dalam kehidupan setiap anak. Ah, ibu. Kau lihat? Ada banyak kisah yang kutulis tentangmu, tentang kebersamaan singkat kita yang begitu indah, sebelum waktu dan jarak memisahkan raga. Baru beberapa pekan lalu kau menghubungiku melalui telepon. Tanyamu masih sama, seperti biasa.. 'Masih menulis, Nak?', 'Ya.' Jawabku mantap. Aku akan terus menulis, karena menulis adalah bukti nyata hidupku. Nafas keduaku. Dan kau, alasan mengapa aku ada di dunia ini dan dapat menjadi seperti saat ini. Bagaimanapun, kau sosok wanita terhebat dalam hidupku. 

Dan kali ini tentang Bapak. Ah, Bapak. Aku rindu. Tak adil rasanya jika aku tak turut menulis rangkaian aksara yang bermakna tentangmu. Bapak, yang selalu ada saat aku membutuhkan. Yang rela memijitiku dan tak terlelap hingga larut malam, hanya untuk menjagaku dan memastikanku terlelap dengan tenang. Yang rela keluar tengah malam saat aku begitu manja minta dibelikan bakso, sate atau mieso, dan beliau dengan senang hati menyantap habis sisa makananku yang tak habis sekalipun telah ia pujuk. Bapak yang tak pernah marah, berlaku kasar, atau pun kerap memukul anak-anaknya. Bapak yang tak punya pendidikan tinggi, tetapi tak cukup bodoh untuk menjadi sosok Bapak yang aku banggakan, dan dibanggakan pula oleh anak-anaknya yang lain. Bapak, aku rindu. Rindu sekali. Rabb, jaga Bapakku. Limpahkan senantiasa kesehatan untuknya, kemurahan rezeki, serta nikmatMu yang lain. Aamiin Allahumma Aamiin. 

Bapak, aku tak punya apapun yang dapat membalas jasa dan kebaikanmu. Tetapi, semoga dengan menjadi anak yang berbakti, shalehah, aku dapat mendoakanmu senantiasa melalui doa anak shaleh yang takkan pernah putus untukmu. Bukankah amal jariyah seseorang yang tak putus bahkan setelah ia meninggal, salah satunya adalah doa anak shaleh? Karena itulah aku ingin menjadi yang paling shalehah sebagai anakmu, agar aku dapat senantiasa mendoakan Bapak dan Ibu di manapun kalian berada. Aku sayang kalian.

Bapak... kudengar Bapak masih sering sakit. Aku tahu sejak dulu kau memiliki beberapa penyakit yang pernah membuatmu tiga bulan terbujur lemah di atas kasur. Bahkan untuk makan dan menggerakkan tubuhmu sendiri sulit. Kau pernah muntah darah, pun saat kau buang air besar. Saat itu aku takut, aku pikir aku akan kehilangan Bapak saat itu juga. Ternyata tidak. Allah berbaik hati mengabulkan doaku, dan mungkin juga doa sanak keluarga yang lain, agar kau bisa segera sembuh dari sakitmu. Bapak, maaf aku tidak bisa terus berada di sampingmu. Membuat masakan untuk Bapak, mencuci pakaian Bapak, memijiti Bapak, sampai aku yakin bahwa seluruh penat yang ada di tubuhmu telah sirna. Bapak, aku ingat peristiwa lucu yang pernah terjadi kala itu. Waktu itu aku masak dengan garam yang berlebih, aku sendiri tak ingin menikmati masakanku, tetapi Bapak begitu santai makan dengan lahap seraya memuji masakanku. Bapak tahu? Aku kembali ke dapur dengan menitikkan airmata. Ah, betapa kau begitu menyayangiku. Dan aku pun sama, aku sangat menyayangimu. Terima kasih karena telah menyayangiku dengan sepenuh hatimu. Kalau Ibu adalah "wonder women" maka Bapak adalah "super hero" versiku sendiri.

Bapak, ada banyak kenangan indah yang tercipta tentang kita. Terutama karena sejak kecil aku memang lebih dekat denganmu. Bahkan saat kau sakit, aku dapat merasakannya. Kita memiliki kontak batin yang terjalin antara anak dan bapak yang takkan pernah putus sekalipun jarak memisahkan raga begitu jauh. Bapak... aku takkan lupa masa-masa indah yang telah kau sematkan di hidupku. Aku menjadi tambah rindu, saat aksara ini semakin panjang dan seolah ingin meluapkan semua kenangan dan bayangan tentangmu. Rabbi, sampaikan salam rindu, peluk dan ciumku untuk Bapak tersayang. 

Robbighfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
Aamiin Ya Rabbal'aalaamiin...


06 Desember 2013. Magelang.
Bianglala Hijrah...

2 Komentar

  1. Berhasil membuat air mata berhamburan, Kak:"))

    BalasHapus
  2. Mbak Kamelia@ Terima kasih sudah mampir. Bapak memang sosok terhebat... :)

    BalasHapus

Assalamu'alaikum. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan di Blog saya. Semoga bisa memberikan manfaat. Jangan lupa tinggalkan jejak baik di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya. Ditunggu kunjungan selanjutnya :)