Semakin dewasa, banyak sekali hal yang berubah di kehidupan setiap orang. Baik itu minat, pekerjaan yang ditekuni hingga pada lifestyle yang menjadi acuan diri. Pola pikir dan pandangan terkait hidup pun juga ikut berubah.

Saat remaja kita mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk kongkow dengan banyak teman, hang out ke banyak tempat, dan melakukan berbagai kesenangan hanya untuk menghabiskan waktu dengan lingkup pertemanan yang dipunya.

Makin ke sini, seolah berbanding terbalik dengan kehidupan dewasa yang hari ini dijalani, ketika satu persatu kawan dekat yang dulunya sering bersama tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Rasanya semakin sulit untuk bertemu sapa, apalagi sekadar duduk dan mengobrol lama.

Apa pertemanan menjadi tak lebih berarti ketika kita dewasa? Atau, ini hanya fase yang pada akhirnya akan dilalui oleh setiap individu yang bertumbuh sekaligus bertambah usia dari masa ke masa?

Ternyata bukan aku saja yang merasakan hal demikian. Banyak orang yang ketika sampai di fase ini akan merasakan betul perubahan yang terjadi pada diri juga circle yang tadinya dimasuki. Ada yang merasa hampa, kesepian, dan lebih sensitif. Ada pula yang secara alami terbiasa dengan fase ini.
Kamu mungkin bisa saja dibuat heran atau bahkan tak siap. Namun beberapa hal memang akan terjadi di lingkup pertemanan kita setelah tumbuh dewasa, diantaranya:

Banyak teman vs sedikit teman

Aku mengingat berapa jumlah teman yang ketika remaja dulu pernah menjadi kawan akrab, dan hari ini tak lagi saling bertegur sapa, ternyata nyaris seluruhnya demikian. Apalagi setelah menetap di Jawa, meninggalkan tanah kelahiran.

Menduduki bangku perkuliahan pun hanya ada beberapa teman yang terbilang dekat karena sering keluar dan makan bersama. Untungnya kami masih menjalin komunikasi baik hingga saat ini. Itu saja nyaris bisa dihitung jari karena memang sedikit sekali.

Bagiku, teman bukan sekedar orang yang kita kenal dan mereka juga mengenal kita. Bukan juga yang hanya datang untuk bersenang-senang. Teman adalah jalinan relasi, interaksi yang dibangun tak cukup hanya dengan saling menyapa dengan menyebut nama masing-masing. Tak cukup hanya dengan duduk bersama sesekali dan merasa telah saling paham satu dengan lainnya. Teman nyatanya memiliki makna yang lebih dalam dari itu semua.

Dan yang sedikit ini, mungkin bisa disebut circle yang terasa klik dan se-frekuensi. Betapa semakin bertumbuh dewasa, kita akan semakin paham kalau kualitas pertemanan itu jauh lebih penting dari pada kuantitasnya semata. Teman sedikit namun bisa membuatmu bahagia, membuatmu merasa comfort, menjadikanmu lebih dewasa dan semakin baik.. itu akan jauh lebih istimewa dan berharga.

Dari pada memiliki banyak teman, circle luas, tetapi membuatmu memaksakan diri untuk diterima dan menjadi orang yang berbeda. Membuatmu merasa down di satu waktu. Masih suka membicarakan kejelekan dan kekuranganmu di belakang.

Kita tak butuh pertemanan palsu yang hanya menguras energi dan emosi, bahkan membuang waktu sia-sia.

Oleh karena itu tak masalah ada berapa teman yang kita miliki, selama hubungan yang terjalin benar-benar berkualitas. Jadi pendapat "Kualitas Lebih Penting dari Kuantitas" memang benar adanya. Lagi pula, semakin kita dewasa, memiliki banyak teman bukan lagi prioritas utama.

Kebutuhan hidup, pencapaian karier dan cita-cita lebih mendominasi

Dulu, saat belum menikah atau baru menikah dan belum memiliki anak.. keluar bertemu teman seperti bukan hal sulit dan memerlukan pertimbangan lama. Bahkan sekalipun kamu belum menikah, ada waktu di mana bertemu kawan dekat dan main bareng jauh lebih menyenangkan dari pada menghabiskan waktu pada kesibukan terkait keharusan di rumah atau pun tempat kerja.

Tetapi semakin dewasa, kita dengan sendirinya akan membatasi diri pada hal-hal yang tak lagi terasa penting. Mulai fokus pada diri sendiri, pencapaian hidup, sibuk mengejar cita-cita, dan tak sedikit yang berkutat dengan tanggung jawab sebagai tulang punggung bagi keluarganya. Kehidupan pribadi terasa sudah jauh mendominasi waktu yang dimiliki. Quality time bersama keluarga lebih diprioritaskan.

Ada batasan-batasan yang tak bisa kita abaikan setelah sama-sama berkeluarga. Bahwa keluarga di atas segalanya, dan kesenangan pribadi bukan lagi sesuatu yang harus dinikmati sendiri.

Mungkin karena itu, aku sendiri merasa jika beberapa teman yang tadinya sangat akrab.. setelah mereka juga berkeluarga, menjadi jauh lebih renggang. Bukan karena tak ada keinginan untuk bertemu. Seringnya hanya menjadi wacana sebab lagi-lagi terkendala kondisi masing-masing. Karena sibuk dengan amanah kesibukan yang sedang dijalani.

Barangkali pula karena sama-sama menyadari tanggung jawab di tengah keluarga atau pun pekerjaan. Pertemanan di lingkup orang yang sama-sama telah dewasa menjadi jauh lebih kalem dan seperlunya saja. Jika pun bisa menyatukan waktu untuk bertemu, biasanya sudah membawa pasangan beserta anak masing-masing.

Topik obrolan dari masa ke masa

Sadar tidak? Jika pembahasan yang dibicarakan ketika berjumpa kawan lama juga ikut berubah seiring masa? Dulu, segala hal receh bisa dibahas dengan jenaka. Saat ini, bisa jadi orang paling jenaka yang pernah kita kenal di lingkup pertemanan justru menjadi lebih bijaksana dan sedikit bicara :'D

Bahasannya tak lagi sederhana, melainkan keluarga, pandangan hidup, pencapaian diri, sampai pada orientasi apa yang dimiliki untuk masa depan. 

Semakin dewasa ada satu hal lagi yang lebih kita butuhkan dalam lingkup pertemanan, kita butuh teman yang siap menjadi pendengar dan di waktu bersamaan tak berusaha menghakimi dengan persepsi maupun pengalaman apa yang dia miliki.

Misal, ketika kita sedang menceritakan satu pengalaman tak menyenangkan yang mungkin baru saja dialami.. ia tak buru-buru menghakimi dan membandingkan apa yang kita alami dengan pengalaman yang dimilikinya. Kita butuh teman yang dapat sepenuhnya dipercaya untuk rahasia dewasa yang mungkin kita bagi padanya.

Tak bisa dipungkiri, obrolan orang dewasa juga tak lepas dari pengalaman hidup yang dilakoni atau pun kesulitan macam apa yang baru saja dihadapi. Tak semua orang yang kita anggap teman bisa dijadikan pendengar yang baik, dan benar-benar dapat memahami permasalahanmu.

Prioritas berbeda seiring bertambahnya usia

Usia belasan, 20-an, 30-an, sampai seterusnya ... akan ada pergeseran orientasi pada masing-masing orang. Termasuk pula dengan kriteria teman yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Jika dulu, banyak teman terasa menyenangkan dan dianggap populer.. setelah dewasa kita butuh orang-orang yang mau dan sanggup bertahan meski berhadapan langsung dengan segala kekurangan kita. Kendati tahu betapa tidak idealnya kita sebagai manusia yang jauh dari kata sempurna. 

Tak ada waktu untuk menghadapi drama pertemanan berlarut-larut. Mungkin terkesan menghindari konflik yang tak perlu, itu karena ada banyak hal penting lainnya yang lebih menguras perhatian dan segenap energi dalam diri.

Kita juga akan lebih peka untuk membedakan mana yang real friend atau hanya toxic friend. Semakin dewasa, dunia pertemanan rasanya menjadi lebih kompleks. Tak sepolos saat masa kanak-kanak dulu. Tidak semudah masa remaja yang bahkan tak memerlukan banyak topeng dan drama.



Sesekali kita merasa kesepian

Menjadi dewasa tak lepas dari konsekuensi yang turut menggeser kesenangan dan ekspektasi kita terkait realita hidup yang sesungguhnya.

Entah mengapa, salah satu konsekuensi menjadi orang dewasa 'terkadang' kita harus siap dengan perasaan kesepian yang datang melanda. Bukan karena kita tak memiliki teman. Akan tetapi, lagi-lagi ini seperti fase yang harus dilalui. Ketika menikmati kesendirian terasa jauh lebih baik. Terlebih ada rasa sungkan jika harus merepotkan orang lain, hanya untuk meminta mereka meluangkan waktu menemani kita.

Semakin dewasa, jadi banyak berubah ya. Kita hanya butuh yang pasti-pasti saja. Walau inginnya tetap low drama, namun kehidupan orang dewasa sepaket dengan segala dinamikanya. Menjadi orang dewasa, kita akan semakin paham cara kerja kehidupan dan belajar banyak dari semua yang sudah dialami. Dari semua itu lah kita akan belajar, bertumbuh, dan menjadi lebih baik seiring waktu. 

Jika saat ini kamu merasa teman yang dimiliki semakin berkurang, kian sedikit, dan tak lagi se-menyenangkan dulu, mungkin kamu sudah memasuki fase dewasa itu sendiri. Dan perubahan yang terjadi juga didasari oleh beberapa faktor yang kamu pilih dan jalani saat ini. Jangan berkecil hati ya, setiap kita akan sampai di titik itu kok. Termasuk aku sendiri..

Bagiku tak penting ada berapa banyak teman yang dikenal, yang mampu hadir dalam keseharianmu, dan menghabiskan waktu bersenang-senang sebanyak mungkin. Karena setelah dewasa, teman yang hadir di masa sulitmu itulah yang paling utama. Teman yang mengajakmu untuk lebih dekat dengan-Nya, menjadi pribadi yang semakin baik, itu jauh lebih berharga. Sssttt, rezeki itu kadang juga berupa teman-teman shalih. Biar sedikit tapi bermakna kehadirannya :)



________________________

Magelang, 15 Juni 2021

copyright : www.bianglalahijrah.com

0 Komentar