Pengalamanku Mengenai Sawan Bayi dan Mitos Seputar Kehamilan
Minggu santai bersama suami. Baru pulang dari salon untuk memangkas rambut beliau yang menurutku sudah cukup panjang. Sebenarnya suami menolak, tetapi aku terus ngotot agar beliau mau memotong rambutnya. Alasanku, mungkin karena melihat rambut singanya setiap pagi.. penyebab mual muntahku tak kunjung mereda hingga sekarang. Dan pada akhirnya suami mau mengalah dan bersedia kuboyong ke salon langganan kami.
Begitu sampai di salon, langsung saja kujelaskan pada si pemilik salon mengenai model rambut yang aku inginkan. Terpenting simpel, pendek, dan terlihat rapi. Si pemilik salon juga sudah paham dengan seleraku, suami pun manut saja. Serius deh, aku lebih suka kalau suami selalu tampil rapi dan bersih. Mungkin karena aku tak suka melihat penampilan laki-laki yang brewok, seperti jarang mandi, anti keramas, kurang rapi dan nggak pembersih. Tapi sekarang, memandang wajah suami pun rasanya adem dan fresh banget. Hihihi, sorry Hub :D
Ngomong-ngomong seputar di salon, tadi Bu Nana pemilik salon tersebut banyak memberikan wejangan mengenai makanan yang wajib dikomsumsi ibu hamil dan apa saja yang tak boleh dimakan. Beruntung banget nih, dapat ilmu yang bermanfaat sekali. Pemilik salon sungguh baik dan ramah, nasihatnya seperti seorang ibu yang tengah memberikan nasihat kepada anaknya. Mungkin karena memang beliau sudah berumur dan jauh lebih berpengalaman mengenai dunia kehamilan.
Tadi pas baru datang, beliau sempat kaget sampai nyeletuk kalau perutku sudah buncit banget. Maklum selama hamil baru hari ini kami berkunjung lagi ke sana. Mungkin beliau juga baru tahu tadi, karena itu spontan mengelus-elus perutku. Rasanya yang satu ini *mengelus-elus perut* seperti hal biasa yang mulai sering aku dapatkan begitu berpapasan atau bertemu orang lain. Bersyukur sebab dari mereka selalu mengalir doa dan nasihat yang baik untuk kebaikanku juga perkembangan janin yang ada di perut. Semoga ucapan mereka semua menjadi doa yang diijabah oleh Allah. Aamiin. ^_^
Aku beroleh sms dari teman yang sudah melahirkan. Ikut senang.
Bahagianya karena harapan temanku ini kesampaian, anak pertamanya perempuan. Pengen jenguk hari ini, tapi menurut adat di sini.. kalau bayi belum lepas pusar ibu hamil nggak boleh jenguk dulu. Katanya bisa kena sawanan. Apa itu sawanan aku juga baru tahu setelah di sini, tapi aku pernah ngerasain sekali sewaktu pulang dari menghadiri undangan pernikahan teman kuliah suami.
Percaya nggak percaya, sepulang dari acara tiba-tiba perutku mules nggak jelas. Sudah ganjal bantal di pinggang, tapi justru tambah sakit. Subuh jam setengah empat tiba-tiba bangun karena perutku sakit banget. Suami nyaranin tidur lagi, tapi sampai pagi terang benar-benar nggak bisa tidur sampai nangis karena rasa sakit dan takut kalau debay kenapa-napa.
Siangnya aku sms bidan, katanya kontraksi gara-gara kecapean pergi jauh berkendara motor. Setelah seharian pun mulesnya masih nggak berkurang, pulang dari kantor.. suami langsung mengantarku ke bidan. Sama bidan dikasih obat pereda kontraksi. Tiga hari ngomsumsi obat, sakit perut memang berkurang, tapi tetap saja sering datang. Kejadian ini pas usia kehamilanku baru 12 minggu.
Bahagianya karena harapan temanku ini kesampaian, anak pertamanya perempuan. Pengen jenguk hari ini, tapi menurut adat di sini.. kalau bayi belum lepas pusar ibu hamil nggak boleh jenguk dulu. Katanya bisa kena sawanan. Apa itu sawanan aku juga baru tahu setelah di sini, tapi aku pernah ngerasain sekali sewaktu pulang dari menghadiri undangan pernikahan teman kuliah suami.
Percaya nggak percaya, sepulang dari acara tiba-tiba perutku mules nggak jelas. Sudah ganjal bantal di pinggang, tapi justru tambah sakit. Subuh jam setengah empat tiba-tiba bangun karena perutku sakit banget. Suami nyaranin tidur lagi, tapi sampai pagi terang benar-benar nggak bisa tidur sampai nangis karena rasa sakit dan takut kalau debay kenapa-napa.
Siangnya aku sms bidan, katanya kontraksi gara-gara kecapean pergi jauh berkendara motor. Setelah seharian pun mulesnya masih nggak berkurang, pulang dari kantor.. suami langsung mengantarku ke bidan. Sama bidan dikasih obat pereda kontraksi. Tiga hari ngomsumsi obat, sakit perut memang berkurang, tapi tetap saja sering datang. Kejadian ini pas usia kehamilanku baru 12 minggu.
Hari keempat sama suami diajak buat main ke rumah Mbaknya. Si Mbak langsung bilang kalau aku kena 'sawan manten'. Tambah bingung karena aku memang baru dengar yang begituan. Sorenya suami si Mbak ke rumah Biyung buat minta 'dlingo bangle'. Biyung ini paraji setempat. Mbak langsung meracik rempah yang sekilas mirip seperti kunir itu dengan cara memarutnya. Ia memintaku untuk meminum satu sendok air perasan dari rempah dlingo bangle tadi, dengan membaca shalawat sebanyak tiga kali.
Sisa parutan dlingo tersebut, selanjutnya beliau oleskan ke perutku setelah membaca beberapa doa yang beliau bacakan sendiri. Mau tahu rasa sama baunya? Duh, bikin mual. Bauuuuuuuuuuuuu banget!
Sudah minum dan ngemut permen, bau dan rasanya masih lekat di tenggorokan. Tapi ajaib memang, karena setelah itu perutku benar-benar membaik dan kontraksi atau rasa mulas sebelumnya tak lagi datang. Bahkan sampai hari ini pun aku masih membawa potongan dlingo bangle yang Mbak pasang ke sebuah peniti agar mudah dikaitkan di pakaian setiap kali aku bepergian ke luar rumah. Terutama kalau mau pergi sore, kata si Mbak ini wajib kupakai biar nggak ada makhluk halus yang ngikutin. Hemm.. Apa kalian pernah punya pengalaman sama?
Sisa parutan dlingo tersebut, selanjutnya beliau oleskan ke perutku setelah membaca beberapa doa yang beliau bacakan sendiri. Mau tahu rasa sama baunya? Duh, bikin mual. Bauuuuuuuuuuuuu banget!
Sudah minum dan ngemut permen, bau dan rasanya masih lekat di tenggorokan. Tapi ajaib memang, karena setelah itu perutku benar-benar membaik dan kontraksi atau rasa mulas sebelumnya tak lagi datang. Bahkan sampai hari ini pun aku masih membawa potongan dlingo bangle yang Mbak pasang ke sebuah peniti agar mudah dikaitkan di pakaian setiap kali aku bepergian ke luar rumah. Terutama kalau mau pergi sore, kata si Mbak ini wajib kupakai biar nggak ada makhluk halus yang ngikutin. Hemm.. Apa kalian pernah punya pengalaman sama?
Ini mungkin bisa disebut mitos, kepercayaan dari orang dulu yang masih dipegang kuat hingga hari ini. Tapi meski pun mitos, adakalanya jika dilanggar benar-benar terjadi.. efek pantangan atau hal yang ditakutkan tadi. Percaya nggak percaya, juga yakin nggak yakin memang. Terpenting, apapun itu, selagi masih menyertakan nama Allah di dalamnya.. insha Allah jatuhnya nggak syirik. Lagi pun pengetahuan orang-orang terdahulu yang saat ini dianggap mitos, mungkin berdasarkan pengamatan mereka dari alam dan lewat kejadian berulang-ulang karena satu sebab yang sama.
Maybe ya, ini menurutku. Meski terkadang canggung karena dalam keluarga suami, masih memegang kuat mitos-mitos seputar kehamilan, dll. Dua hari yang lalu waktu menginap selama empat hari di rumah Budhe, setiap hari selalu ada petuah yang keluar dari mulut beliau. Katanya kalau ibu hamil sisiran itu harus sambil duduk, biar kalau anaknya cewek bisa memiliki paras cantik dan bersih. Kalau makan piringnya harus segera dicuci agar sewaktu lahiran bisa diberi kemudahan.
Begitu juga saat menyapu rumah, nggak boleh setengah-setengah atau disinggahin di tengah jalan. Katanya lagi biar pas lahiran, si debay lahirnya mudah dan nggak tersendat di jalan lahir. Dan.... masih banyak lagi yang lain. Males dengar mitos-mitos yang begituan, kalau dipikir secara logis ada juga yang kurang masuk akal. Tapi demi menghargai keinginan orangtua, ya sudah pasang sikap manut dan tanpa bantahan. Toh mereka demikian juga karena sayang dan mengkhawatirkanku beserta debay di perut.
Maybe ya, ini menurutku. Meski terkadang canggung karena dalam keluarga suami, masih memegang kuat mitos-mitos seputar kehamilan, dll. Dua hari yang lalu waktu menginap selama empat hari di rumah Budhe, setiap hari selalu ada petuah yang keluar dari mulut beliau. Katanya kalau ibu hamil sisiran itu harus sambil duduk, biar kalau anaknya cewek bisa memiliki paras cantik dan bersih. Kalau makan piringnya harus segera dicuci agar sewaktu lahiran bisa diberi kemudahan.
Begitu juga saat menyapu rumah, nggak boleh setengah-setengah atau disinggahin di tengah jalan. Katanya lagi biar pas lahiran, si debay lahirnya mudah dan nggak tersendat di jalan lahir. Dan.... masih banyak lagi yang lain. Males dengar mitos-mitos yang begituan, kalau dipikir secara logis ada juga yang kurang masuk akal. Tapi demi menghargai keinginan orangtua, ya sudah pasang sikap manut dan tanpa bantahan. Toh mereka demikian juga karena sayang dan mengkhawatirkanku beserta debay di perut.
Ngomong-ngomong si debay sudah mau 18 minggu nih, sudah ada gerakan halus dan merespon saat diajak ngobrol. Terutama kalau ibunya tengah mengaji, rasanya di dalam aktif banget. Alhamdulillah.. semoga sehat selamat sampai masa persalinan nanti. Cewek atau cowok nggak masalah. Yang penting sempurna akal dan fisiknya, tak kurang satu apapun. Aamiiiiinnnnnn.
Sudah lumayan panjang ya, Bund. Kuucapkan selamat sore dan selamat menjalankan ibadah shalat Ashar :)
Sudah lumayan panjang ya, Bund. Kuucapkan selamat sore dan selamat menjalankan ibadah shalat Ashar :)
4 Komentar
Hehehe.... Iya juga. Mitos memang mengakar pada masyarakat desa. Tapi bingung juga, awal mula dari mitos itu. Yang terpenting, jagain dedek bayinya baik-baik. Jangan kecapekan dan makan makanan yang bergizi. Jangan lupa doa kepada Ilahi. Selamat menikmati masa-masa kehamilan.
BalasHapusWkwkwk, saling berbagi dong Yah. Kalau bisa ayah juga yang ngerasain mual muntah :)
BalasHapusTrims ya... heheu
Assalamualaikum mak, semoga calon debay nya sehat selalu ya mak. aku udah punya baby mak, sekarang udah mur 1 tahun 6 bulan. dari mulai awal kehamilan sampe sekarang mak, alhamdulillah aku ga percaya mitos mak, dan alhamdulilillah juga ga ada masalah mak. aku dulu pas lagi hamil juga sempet liat temen aku lahiran, tapi alhamdulillah ga ada apa2 mak, jadi prediksi bidannya bener kalo itu karena kecapean mak. bukan karena sawan bayi. ada baiknya mak calon bayi nya dijauhin dari mitos-mitos yang nantinya menjurus ke syirik. percaya aja sama allah mak, kalo orang tua mah pasti nyuruh kita ini itu, bawa gunting lah, ga boleh kemana-mana lah, tapi aku udah ngalamin mak semua mitos ga ada yang aku percaya, alhamdulillah ga ada apa2. kalo pergi jangan lupa aja baca doa mak. wkwkwk panjangg ya mak.. semoga sehat ya mak..dan calon debaynya sehat.
BalasHapusAamiin, mak. Terima kasih ilmunya ya, mak. Iya ni, sempat bingung soalnya orangtua baik keluarga apa-apa nggak boleh berdasarkan mitos. Kalau aku kadang yang kira-kira logis saja sih, mak. Manut, meski sebenarnya di hati tak setuju. Jadi kalau dibilang nggak boleh makan ini dan itu karena dihubung-hubungkan dengan mitos tadi, di depan ortu manut, tapi di belakang masih kumakan selagi dalam jumlah yang wajar dan tak berlebihan. Apalagi bidan udah bilang, kalau hamil nggak ada pantangan. Hug ^_^
HapusAssalamu'alaikum. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan di Blog saya. Semoga bisa memberikan manfaat. Jangan lupa tinggalkan jejak baik di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya. Ditunggu kunjungan selanjutnya :)